cursor

Senin, 21 Oktober 2013

Bahaya Rokok

  • Gambaran Tubuh Seorang Perokok

  • Gambaran Penyakit yang di derita oleh seorang Perokok
  • Zat yang terkandung dalam merokok
1. Nikotin
Zat ini mengandung candu bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk trus menghisap rokok.
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Menyebabkan kecanduan atau ketergantungan merusak jaringan otak
b. Menyebabkan darah cepat membeku
c. Mengeraskan dinding arteri

2. Tar
Bahan dasar pembuatan aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan bisa menimbulkan iritasi bahkan kanker
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Membunuh sel dalam saluran darah
b. Meningkatkan produksi lendir diparu-paru
c. Menyebabkan kanker paru-paru

3. Karbon MonoksidaGas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini bisa mengikat oksigen dalam tubuh.
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen
b. menghalangi transportasi dalam darah

4. Zat Karsinogen
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh

5. Zat Iritan
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Mengotori saluran udara dan kantung udara dalam paru-paru
b. Menyebabkan batuk.

Sebagaimana kita ketahui zat-zat asing berbahaya yang dihisap oleh perokok tersebut adalah zat yang terkandung dalam dalam asap rokok dan ada 4000 zat kimia yang terdapat dalam sebatang rokok, 40 diantaranya tergolong zat yang berbahaya misalnya : hidrogen sianida (HCN) , arsen, amonia, polonium, dan karbon monoksida (CO). Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas 85 % dan partikel

  • Bahaya Yang di Timbulkan akibat merokok

Bahaya dan Akibat Merokok Bagi Kesehatan

1. Bahaya merokok pada perokok aktif dan pasif
Besarnya bahaya merokok sebenarnya bukan tidak disadari oleh para perokok, karena pada setiap bungkus rokok kini terdapat peringatan wajib dari pemerintah yang berbunyi: “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN.” Tetapi, seringkali kuatnya ketergantungan terhadap rokok membuat orang tidak mau berhenti mengisapnya. Menurut penelitian, ternyata yang akan menerima efek negatif dari rokok tersebut bukan hanya perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan menerima akibat negatif dari rokok tersebut. Dan justru efek yang diterima oleh perokok pasifakan jauh lebih berbahaya lagi ketimbang perokok aktifnya.

Adapun beberapa bahaya dan akibat yang di timbulkan oleh rokok bagi kesehatan tubuh antara lain :
a. Kanker Paru
Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal. Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan meninggal akibat kanker paru.

b. Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok. Studi menemukan kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok menjadi karsinogen yang mengarah pada kanker kandung kemih.

c. Kanker Payudara
Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara. Hasil studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun dan 5 tahun sebelum ia hamil pertama kali berisiko lebih besar terkena kanker payudara.

d. Kanker Serviks
Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok. Hal ini karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus menular seksual.

e. Kanker Kerongkongan
Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus sehingga menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80 persen kasus kanker esofagus telah dikaitkan dengan merokok.

f. Kanker Pencernaan
Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa asap yang tertelan sehingga meningkatkan risiko kanker gastrointestinal (pencernaan).

g. Kanker Ginjal
Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan tembakau akan masuk ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia berbahaya lainnya seperti karbonmonoksida dan tar menyebabkan perubahan denyut jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah. Karsinogen yang disaring keluar dari tubuh melalui ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak sel-sel ginjal. Perubahan ini mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu kanker.

h. Kanker Mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih besar.

i. Kanker Tenggorokan
Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok.

j. Serangan Jantung
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak. Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan serangan jantung.

k. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus.

l. Aterosklerosis
Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa disebabkan oleh penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya jaringan parut dan penebalan arteri yang menyebabkan arterosklerosis.

m. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat seseorang sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh rokok. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat kerusakan pada kantung udara atau alveoli) dan bronkitis kronis (batuk dengan banyak lendir yang terjadi terus menerus selama 3 bulan).

n. Impotensi
Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini karena merokok bisa merusak pembuluh darah, nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah ke penis. Jika seseorang sudah mengalami impotensi, maka bisa menjadi peringatan dini bahwa rokok sudah merusak daerah lain di tubuh.

o. Gangguan medis lainnya
Beberapa gangguan medis juga bisa disebabkan oleh rokok seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), gangguan kesuburan, memperburuk asma dan radang saluran napas, berisiko lebih tinggi mengalami degenerasi makula (hilangnya penglihatan secara bertahap), katarak, menjadi lebih sering sakit-sakitan, menimbulkan noda di gigi dam gusi, mengembangkan sariawan di usus serta merusak penampilan.


2. Bahaya asap rokok bagi ibu hamil, janin dan bayi
Selain bagi perokok pasif yang dalam keadaan normal, asap rokok lebih berbahaya bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Akibat dari asap rokok tersebut antara lain:
a. Keguguran pada janin yang dikandung
b. Kematian janin di dalam kandungan
c. Pendarahan pada plasenta dan terjadi pembesaran lebih dari 30 persen
d. Berat badan janin berkurang sekitar 20-30 persen dari normal
e. Bayi yang lahir prematur dalam keadaan kesehatan yang tidak stabil

3.Asap rokok lebih berbahaya lagi jika dihisap oleh bayi, akibatnya adalah:
a. Mengalami gangguan dan penyakit pernafasan
b. Terganggunya perkembangan kecerdasan anak, baik motorik maupun kognitif
c. Terjangkitnya penyakit telinga
d. Bisa meningkatkan resiko penyakit leukimia sebanyak dua kali lipat
e. Meningkatkan resiko kanker otak hingga 22 persen
f. Bayi akan lebih mudah lelah karena oksigen yang tidak terserap sempurna
g. Sindrom kematian secara mendadak


4. Bahaya merokok untuk anak usia sekolah
Kita dapat menemui di jalan-jalan, baik di kota besar dan kota kecil dimana para pelajar dengan santainya merokok seolah itu bukan perbuatan yang buruk. Anda dapat menemukan mereka di berbagai tempat, seperti kafe, terminal, kendaraan umum atau bahkan di sekitar sekolah mereka sendiri. Orang yang mengerti dan sadar tentang kesehatan pastinya akan prihatin dengan keadaan seperti ini. Merokok itu jelas merugikan kesehatan, namun selain itu ada kerugian lainnya, yakni masalah ekonomi. Para pelajar pada umumnya adalah orang-orang yang masih tergantung secara ekonomi kepada orang tua. Hal ini tentu saja akan menambah berat beban yang harus ditanggung orang tua. Terlebih saat ini banyak juga wanita dan remaja putri yang merokok.

Faktor utama yang menjadi penyebab pelajar merokok adalah lingkungan. Masa remaja yang penuh dengan rasa ingin tahu membuat mereka ingin mencoba banyak hal. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, rokok mengandung nikotin yang mengakibatkan kecanduan. Maka sekali merokok, akan sulit untuk berhenti, kecuali ada kemauan yang keras dan bantuan dari lingkungan. Hal yang kedua ini tentu tidak akan didapatkan ketika para pelajar berada dalam lingkungan perokok. Bahkan banyak diantara para pelajar yang menganggap bahwa pria yang tidak merokok itu tidak jantan. Hal inilah yang menyebabkan para pelajar banyak yang menjadi perokok, dikarenakan rokok merupakan salah satu dari ajang mereka untuk mengaktualisasikan diri mereka. Sebagai simbol bahwa mereka adalah orang gaul dan eksis.

Kerugian Merokok

Rokok adalah silinder yang terbuat dari kertas berukuran panjang sekitar 70 hingga 120 mm dengan berdiameter sekitar 10 mm dan berisi daun tembakau yang telah dicacah. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi). Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.
Menghirup asap rokok orang lain lebih berbahaya dibandingkan menghisap rokok sendiri. Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.
Penyakit yang dapat diderita perokok pasif ini tidak lebih berbahaya dari pada para perokok aktif. Mereka lebih mudah menderita kanker, penyakit jantung paru-paru dan penyakit lainnya yang mematikan. Mereka yang dikelilingi oleh asap rokok akan lebih cepat meninggal dibanding mereka yang hidup dengan udara bersih. Dan angka kematiannya meningkat 15% lebih tinggi.
Konsentrasi zat berbahaya yang berada di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melewati asap rokok perokok aktif tidak terfilter / tersaring. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter / tersaring melalui ujung rokok yang dihisap. “Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan.”
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.

  • Berikut sejumlah zat berbahaya yang terkandung di sebuah batang rokok:
1. Nikotin
Zat ini mengandung candu bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk trus menghisap rokok.
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Menyebabkan kecanduan atau ketergantungan merusak jaringan otak
b. Menyebabkan darah cepat membeku
c. Mengeraskan dinding arteri

2. Tar
Bahan dasar pembuatan aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan bisa menimbulkan iritasi bahkan kanker
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Membunuh sel dalam saluran darah
b. Meningkatkan produksi lendir diparu-paru
c. Menyebabkan kanker paru-paru

3. Karbon Monoksida
Gas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini bisa mengikat oksigen dalam tubuh.
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen
b. menghalangi transportasi dalam darah

4. Zat Karsinogen
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh

5. Zat Iritan
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Mengotori saluran udara dan kantung udara dalam paru-paru
b. Menyebabkan batuk.

Sebagaimana kita ketahui zat-zat asing berbahaya yang dihisap oleh perokok tersebut adalah zat yang terkandung dalam dalam asap rokok dan ada 4000 zat kimia yang terdapat dalam sebatang rokok, 40 diantaranya tergolong zat yang berbahaya misalnya : hidrogen sianida (HCN) , arsen, amonia, polonium, dan karbon monoksida (CO). Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas 85 % dan partikel

  • Berdasarkan penelitian dokter, berbagai jenis kerugian merokok, yaitu:
1. Timbulnya penyakit kanker (kanker darah, kanker otak, kanker kulit)
2. Terjangkitnya penyakit jantung (kelainan jantung)
3. Timbulnya bercak-bercak di paru-paru (paru-paru berlubang)
4. Penyakit ginjal (karena tidak berfungsinya ginjal)
  • KEUNTUNGAN ROKOK :
1. Rokok sangat menguntungkan bagi pemerintah untuk sektor pajak dan cukai.
2. Rokok sangat menguntungkan masyarakat dalam mecari lapangan kerja sehingga terciptalah lapangan kerja untuk rakyat menjadi buruh pabrik rokok dan petani tembakau.

3. Rokok sangat menguntungkan para pedagang dalam hal export rokok keluar negeri.

  • KERUGIAN ROKOK :

1. Kerugian rokok adalah dapat menimbulkan sakit bagi para penggunanya maupun orang yang ada di sekelilingnya. Kerugian rokok dapat menimbulkan sakit kanker, gangguan jantung, gangguan kehamilan, asma dan lain-lain.
2. Kerugian rokok juga adalah mubazir. Mending uang nya di simpan atau di tabungkan daripada untuk beli rokok yang ada manfaatnya buat kesehatan.
3. Kerugian rokok juga adalah mengganggu kenyamanan orang di sekitarnya juga dapat menimbulkan penyakit bagi orang yang tidak merokok

4. Terlihat Lebih Tua
Jika Anda ingin terlihat lebih tua, merokoklah. Nikotin dan asap rokok juara membuat perubahan pada kulit, gigi, dan rambut Anda. Aktivitas ini juga memengaruhi segala sesuatu mengenai kesuburan Anda yang berhubungan dengan kekuatan jantung, paru-paru, dan tulang.

5. Kulit Pucat
Merokok merampas oksigen dan nutrisi dari kulit Anda. Itulah yang menyebabkan mengapa perokok terlihat pucat. "Pada perokok muda, kita biasanya melihat banyak warna kulit yang tidak merata," kata Dermatolog Jonette Keri, MD, dari University of Miami Miller School of Medicine .

6. Kulit Kendur 
Ada lebih dari 4.000 bahan kimia dalam asap tembakau dan banyak dari mereka memicu perusakan kolagen dan elastin. Kedua hal ini adalah serat yang memberikan kulit Anda kekuatan dan elastisitas. Merokok atau bahkan berada di sekitar asap rokok dapat, "menurunkan blok bangunan kulit," kata Keri. Konsekuensinya, termasuk kulit kendur dan keriput.

7. Bercak Kulit
Seiring bertambahnya usia, biasanya di kulit, umumnya wajah dan lengan, mulai keluar bintik-bintik atau bercak berwarna gelap. Selain bisa disebabkan oleh paparan sinar matahari, penelitian menunjukkan perokok lebih rentan memiliki bercak itu.

8. Lengan dan Payudara Melorot 

Merokok tidak hanya merusak penampilan wajah, tapi juga sosok Anda. Seperti, kulit kehilangan elastisitasnya. Ini termasuk pada bagian lengan dalam dan payudara. Para peneliti telah mengidentifikasi bahwa merokoklah yang menyebabkan hal itu.

9. Garis di Sekitar Bibir Ketika Anda mengisap rokok, mulut pasti akan berkerut secara dinamis. Jika dilakukan terus-menerus, bagian di sekitar bibir akan kehilangan elastisitas. Inilah yang dapat menyebabkan garis-garis dalam di sekitar bibir.

10. Gigi dan Gusi Rusak 
Gigi kuning adalah salah satu efek yang paling terkenal dari merokok jangka panjang, tetapi kerusakan gigi tidak berhenti di situ. Orang yang merokok cenderung mengembangkan penyakit gusi, bau mulut persisten, dan masalah kesehatan mulut lainnya. Perokok juga dua kali lebih mungkin kehilangan gigi mereka.

11. Kulit Jari Menguning
Mungkin Anda akan merasa seksi ketika rokok bertengger di antara jari-jari Anda? Perhatikan dengan seksama, para perokok aktif biasanya memiliki noda kuning pada ujung jari dan kukunya. Kabar baiknya, noda ini cenderung memudar seiring Anda berhenti merokok.

12. Rambut Rontok
Baik pria maupun wanita rambutnya cenderung menipis seiring bertambahnya usia. Namun yang perlu Anda tahu, merokok dapat mempercepat proses ini. Beberapa penelitian menunjukkan, orang yang merokok lebih mungkin mengalami kebotakan. Para peneliti di Taiwan bahkan telah mengidentifikasi merokok sebagai faktor risiko yang jelas untuk pola kebotakan pola pria di Asia.

13. Katarak
Mata sangat rentan terhadap jangkauan tembakau. Jika terlalu sering terpapar asap rokok, mata lebih mungkin katarak, yaitu daerah berawan pada lensa mata yang membuat cahaya dari mencapai retina.

14. Psorias
Psoriasis adalah suatu kondisi kronis pada kulit yang ditandai dengan penebalan dan bercak bersisik. Biasanya sering terjadi di lutut, siku, kulit kepala, tangan, kaki, atau punggung. Bercak bisa berwarna putih, merah, atau perak. Studi terbaru menunjukkan, perokok memiliki risiko lebih besar terkena psoriasis.

15. Mata Keriput
Panas dari pembakaran rokok dapat menyipitkan mata untuk menjaga asap masuk ke dalam mata. Sementara itu, bahan kimia dari inhalasi tembakau menyebabkan kerusakan internal ke struktur kulit dan pembuluh darah di sekitar mata Anda.

16. Tulang Rapuh
Merokok meningkatkan risiko mengembangkan lemah tulang atau osteoporosis. Kondisi ini meningkatkan risiko untuk patah tulang termasuk tulang belakang, menyebabkan tulang mengurva dan kifosis (bungkuk).

  • KEUNTUNGAN BERHENTI MEROKOK
Merokok memang buruk bagi kesehatan. Namun belum terlambat untuk berhenti. Anda bahkan bisa banyak dapat keuntungan bagi kesehatan jika berhenti merokok. Apa saja? Simak selengkapnya seperti yang dilansir dari National Health Service berikut ini.
a. Seks yang lebih baik
Berhenti merokok membuat peredaran darah kembali mengalir lebih lancar. Jika pria berhenti merokok, mereka bisa berereksi lebih dahsyat, sementara wanita mampu meraih orgasme secara maksimal. Kehidupan seks pun terasa lebih baik.


b. Meningkatkan kesuburan
Pada umumnya para perokok mengalami masalah ketidaksuburan. Namun jika kebiasaan tersebut dihentikan, kesempatan untuk memiliki anak semakin besar. Lagipula, merokok bukan hanya akan menyakiti diri sendiri, tetapi juga anggota keluarga lain termasuk calon bayi.

c. Gigi lebih putih
Rokok biasanya membuat warna gigi jadi kuning. Demi mengembalikan warna gigi menjadi putih kembali, kebiasaan merokok perlu dihentikan. Bukan cuma itu, berhenti merokok juga akan membuat napas lebih segar.


d. Bernapas lebih baik
Seseorang mampu bernapas secara maksimal dan jarang batuk setelah menghentikan kebiasaan merokoknya. Sebab kapasitas paru-paru untuk menampung udara biasanya habis akibat kebiasaan mengisap rokok.


e. Panjang umur
Kebanyakan orang yang merokok meninggal lebih muda akibat beberapa penyakit seperti kanker paru-paru, bronkitis akut, sampai serangan jantung. Jika kebiasaan dihentikan, kesempatan hidup panjang umur pun bisa didapatkan.


f. Menurunkan stres
Banyak orang bilang mereka merokok karena stres. Padahal menurut penelitian, kadar hormon stres pada diri para perokok relatif tinggi. Jadi ketika kebiasaan merokok dihentikan, artinya risiko stres juga ikut diturunkan.


g. Kulit terlihat lebih muda
Banyak orang memutuskan untuk berhenti merokok karena wajahnya terlihat keriput. Hal itu memang benar, sebab merokok memang membuat wajah cepat tua. Jika tak ingin hal serupa terjadi dan berharap kulit terlihat lebih muda, maka segera hentikan kebiasaan merokok.


h. Memperbaiki indra perasa dan pencium
Menghentikan kebiasaan merokok mampu membuat indra perasa dan pencium bekerja dengan lebih baik. Sebab lidah dan hidung bebas dari mati rasa akibat terlalu lama terkontaminasi oleh racun rokok.


i. Lebih berenergi
Antara dua sampai 12 minggu setelah berhenti merokok, sirkulasi dalam tubuh bekerja dengan lebih baik. Hal itu membuat segala aktivitas, seperti berjalan kaki, naik tangga atau berlari, menjadi lebih mudah untuk dilakukan.


j. Menyehatkan orang sekitar
Dengan berhenti merokok, artinya Anda juga melindungi orang-orang terkasih yang berada di sekitar. Pasalnya meskipun cuma jadi perokok pasif, orang-orang seperti itu juga memiliki risiko serangan berbagai penyakit yang cukup tinggi.


Demikian berbagai keuntungan berhenti merokok bagi kesehatan. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo berhenti merokok mulai sekarang!

Sabtu, 19 Oktober 2013

ASPEK HUKUM INFORMASI KESEHATAN

Dan Implementasi Undang-Undang Praktik Kedokteran

Ketentuan yang berkaitan dengan masalah rekam medis


Dalam UU No 29/2004 terdapat beberapa ketentuan yang berhubungan dengan penyelenggaraan rekam medis, yaitu tentang Standar Pelayanan, Persetujuan Tindakan Kedokteran, Rekam medis, Rahasia Kedokteran dan Kendali mutu dan kendali biaya. Sebagian besar ketentuan hukum tersebut adalah ketentuan yang telah diterbitkan dalam bentuk peraturan perundangundangan lain. Di bawah adalah ketentuan tersebut:

1. Pasal 44 ayat (1) menyatakan bahwa “dokter dan dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran dan kedokteran gigi”.

2. Pasal 45 ayat (5) menyatakan bahwa “setiap tindakan kedokteran dan kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan”

3. Pasal 46 ayat (1) menyatakan bahwa “setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis”.

4. Pasal 46 ayat (2) menyatakan bahwa “rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan”

5. Penjelasan pasal 46 ayat (3) menyatakan bahwa : “yang dimaksud dengan petugas adalah dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tandatangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi (personal identification number)

6. Pasal 47 ayat (2) menyatakan bahwa “rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan”.

7. Pasal 49 ayat (2) menyatakan bahwa “dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan audit medis”, dengan penjelasan bahwa “yang dimaksud dengan audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis”.

8. Pasal 79 menyatakan bahwa “Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000.00 (lima puluh juta rupiah) setiap dokter dan dokter gigi yang (b) dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1)”

Memang masih banyak ketentuan hukum lain di dalam UU no 29/2004 di bidang pelayanan rekam medik yang juga penting, namun uraian ayat-ayat di atas sangat berkaitan dengan kelengkapan pengisian rekam medis yang saat ini sedang dijadikan isu utama.

Permenkes 749a tahun 1989 tentang Rekam medis dalam pasal 15 dan 16 menyebutkan butir-butir minimal yang harus dimuat dalam rekam medis, misalnya untuk pasien rawat inap setidaknya memuat informasi tentang identitas pasien, anamnesis, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan, diagnosis, persetujuan tindakan medik, catatan perawatan, catatan observasi klinis dan hasil pengobatan dan resume akhir dan evaluasi pengobatan. Sayang sekali bahwa format dan seberapa jauh “kelengkapan” isi rekam medis tidak atau belum diuraikan disuatu peraturan pun.

Kewajiban pengadaan rekam medis

Kewajiban pengadaan rekam medis bagi setiap sarana pelayanan kesehatan sudah diberlakukan sejak 1989 melalui permenkes no 749a, termasuk ke dalamnya adalah pengisian rekam medis dengan akurat, lengkap dan tepat waktu. Namun demikian sanksi administratif yang diberlakukan pada Permenkes diubah menjadi sanksi pidana pada UU Praktik Kedokteran. Harapan pembuat UU adalah agar para klinisi menjadi lebih bertanggungjawab dalam mengisi rekam medis.

Dokter yang merawat pasien bertanggungjawab atas kelengkapan dan keakurasian pengisian rekam medis. Di dalam praktik memang dapat saja pengisian rekam medis dilakukan oleh tenaga kesehatan lain (perawat, asisten, residen, co-ass), namun dokter yang merawat pasienlah yang memikul tanggungjawabnya. Perlu diingat bahwa kelengkapan dan keakuratan isi rekam medis sangat bermanfaat, baik bagi perawatan dan pengobatan pasien, bukti hukum bagi rumah sakit dan dokter, maupun bagi kepentingan penelitian medis dan administratif.

Petugas rekam medis atau profesional manajemen informasi kesehatan wajib berupaya untuk memastikan bahwa pendokumentasian dilakukan dengan baik, pengkodean dilakukan dengan benar, menyampaikan informasi kesehatan hanya dengan prosedur yang sah, mengolah data rekam medis dengan baik, memanfaatkan data rekam medis untuk kepentingan pengendalian mutu layanan kesehatan, dan menyadari bahwa komputerisasi rekam medis sangat membantu segala upaya pengelolaan tetapi memiliki dampak lebih terbuka sehingga aspek kerahasiaan menjadi tertantang.

Dokumentasi yang dianggap tidak dapat diterima adalah melakukan pencatatan mundur dan pengubahan catatan disesuaikan dengan hasil layanan yang terjadi. Fraud dan abuse di bidang pendokumentasian dan pengkodean harus bisa dicegah, seperti mengkode sedemikian rupa agar pembayaran menjadi lebih besar, misrepresentasi atau untuk tujuan menghindari konflik.
  

PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

· Kepmenkes 1475 th.2003 tentang standar pelayanan minimal bid.Kesehatan—Kep.Men PAN No.135 tentang Jabatan Fungsional—Permenkes RI No.269 th. 2008—PP No.16 th 1994 tentang Jabatan Fungsional—UU No.29 th 2004 tentang praktek kedokteran—UU No.23 th 1992 tentang kesehatan—Kepmenkes : 377/Menkes/SK/II/2007 tentang standar kompetensi Perekam Medis—DASAR HUKUM 

· TUJUAN Meningkatkan kualitas tenaga Perekam Medis sesuai standar kompetensi dan etika profesi dalam manajemen informasi kesehatan yang handal di sarana pelayanan kesehatan indonesia—

PENGERTIAN REKAM MEDIS adalah berkas yg berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Kep.Menkes 269 th. 2008)— 

· BATASAN DAN RUANGLINGKUP Ruang lingkup. Mengumpulkan, mengintegrasikan, menganalisa data pel.kes primer dan skunder, menyajikan dan mendesiminasi informasi. Menata sumber informasi bagi kepentingan riset, perencanaan, monitoring dan evaluasi pel.kes.b. Membuat standar dan pedoman manajemen informasi kesehatan meliputi aspek legal dengan unsur keamanan, kerahasiaan, sekuritas, privasi serta integritas datac. Manajemen operasional unit kerja MIK, dibagi berdasarkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menjalankan MIK.

· BENTUK PELAYANAN
1. Pelayanan RM berbasis kertas
2. Pel.RM manual dan registrasi komputerisasi
3. Pel. MIK terbatas
4. Pel. Sistem Informasi Terpadu
5. Pel MIK dgn Rekam Kesehatan Elektronik 

· KOMPETENSI PEREKAM MEDIS
1. Klasifikasi & kodifikasi Penyakit / Tindakan
2. Aspek Hukum Rekam Medis & Etika Profesi
3. Manajemen Rekam Medis & Informasi Kesehatan
4. Menjaga dan Meningkatkan Mutu Rekam Medis & Informasi Kesehatan
5. Statistik Kesehatan
6. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis
7. Kemitraan Profesi 

· KUALIFIKASI DAN KODEFIKASI PENYAKIT, MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DAN TINDAKAN MEDIK
1. Menentukan kode diagnose sesuai ICD-10
2. Mengumpulkan kode diagnose pasien dan sistem pengolahan utk kebutuhan analisis
3. Mengkalsifikasi data penyakit utk kepentingan informasi morbiditas.
4. Menyajikan lap.morbiditas utk kepentingan monitoring KLB
5. Mengolah indek penyakit dan tindakan medis guna kepentingan laporan
6. Menjamin validitas data utk tregidtrasi penyakit
7. Mengembangkan dan mengimplementasikan petunjuk standar koding dan pendokumentasian 

· ASPEK HUKUM DAN ETIKA PROFESI
1. Memfasilitasi pelepasan informasi kesehatan kepada pasien maupun pihak ketiga
2. Menyiapkan informasi pasien kepada pihak yang berhak.
3. Menjaga keamanan alur permintaan informasi kesehatan pasien.
4. Memelihara kerahasian informasi pasien
5. Mengidentifikasi resiko tinggi dlm kerahasiaan infokes. 
6. Mengevaluasi faktor resiko dlm pendokumentasian dan kerahasiaan infokes.
7. Melaksanakan kebijakan dan prosedur akses dlm pelepasan infokes.
8. Melaksanakan kebijakan dan prosedur terkait dgn peraturan dokumentasi.
9. Mengkoordinasikan kegiatan komite keamanan informasi kesehatan
10. Membuat pedoman training, peraturan dan prosedur yg terkait dgn informasi pelayanan pasien 

· MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
1. Meregristasi semua kunjungan di fasilitas pel.kes
2. Memberikan nomor RM secara berurutan dan sistematis.
3. Menulis nama pasien dengan baik dan benar
4. Membuat indeks pasien
5. Menyusun (assembling) rekam medis dgn baik. 
6. Menganalisa RM secara kuantitatif dengan tepat.
7. Menganalisa RM secara kualitatif guna konsistensi dan mutu RM
8. Menyimpan RM berdasarkan sistem yang diterapkan.
9. Mengambil kembali RM yg dibutuhkan dgn cepat guna asuhan pasien.
10. Melakukan penyusutan (retensi) RM
11. Mendesain formulir RM 

· MENJAGA MUTU REKAM MEDIS
1. Melaksanakan program kegiatan menjaga mutu RM
2. Melakukan pemeriksaan ulang RM
3. Melakukan analisis SWOT
4. Menyelenggarakan kegiatan yg merupakan prioritas sasaran mutu pel.RM
5. Melakukan penilaian dan memberikan solusi thd sistem komputerisasi Pel.MIK 
6. Mempersiapkan laporan untuk badan akreditasi
7. Memonitor kesesuaian kebijakan dan prosedur agar tetap relevan dgn manajemen data klinik
8. Meningkatan kualitas data klinik dalam proses menjaga mutu RM 

· STATISTIK KESEHATAN. 
1. Mengidentifikasi informasi yg dibutuhkan
2. Mendesain formulir utk tahap pengumpulan data
3. Mengumpulkan data utk manajemen mutu, penggunaan, resiko dan penelitian yg berhubungan dgn asuhan pasien
4. Mengolah data utk keperluan laporan
5. Melakukan analisa statistik sederhana
6. Presentasi data dan laporan ke berbagai pihak. 
7. Menggunakan aplikasi komputer utk pengumpulan, pengolahan dan penyajian laporan.
8. Memberi kontribusi penggunaan fungsi data klinik.
9. Mengumpulkan dan menganalisa data utk proyek riset
10. Menjaga konsistensi data
11. Monitoring pelaksanaan kebijakan dan prosedur manajemen sumber data organisasi
12. Mengelola kualitas data di sarana pel.kes. 

· MANAJEMEN UNIT KERJA MIK/RM
1. Memprediksi kebutuhan informasi
2. Merencanakan trategis goal dan objektif utk area tg.jawabnya
3. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana
4. Menyusun anggaran
5. Menggunakan anggaran
6. Menerapkan program orientasi dan latihan staf
7. Menyusun kebijakan dan prosedur tentang sistem MIK/RM
8. Mengembangkan kebijakan dan prosedur tentang MIK/RM 
9. Mengimplementasi kebijakan dan prosedur tentang MIK/RM
10. Mengevaluasi kebijakan dan prosedur tentang MIK/RM
11. Menyusun analisa jabatan dan uraian tugas perekam medis.
12. Menyusun kebijakan dan prosedur antar unit kerja tentang arus informasi setempat
13. Mengembangkan sistem MIK/RM
14. Memecahkan masalah pengembangan, solusi, pembuatan keputusan dan rencana strategi utk unit kerja MIK/RM
15. Menyajikan informasi hasil kerja penyelenggaraan MIK/RM
16. Memonitor keadaan staf.
17. Melaksanakan dokumentasi utk kerja MIK/RM
18. Meningkatkan pel.Prima
19. Menyiapkan profil RS
20. Mengoperasikan kompouter guna penyelenggaraan sistem MIK/RM 

· KEMITRAAN PROFESI
1. Melaksanakan komunikasi efektif dgn semua tingkatan
2. Mengikuti berbagai kegiatan sosialisasi antar profesi kesehatan
3. Memberikan informasi database MIK dgn efisien dan efektif
4. Mengidentifikasi kebutuhan informasi bagi pelanggan
5. Melaksanakan komunikasi dengan teknologi mutakir.
6. Melaksanakan negosiasi dlm advokasi tentang pel MIK/RM
7. Memberikan konsultasi dlm pengelolaan informasi kesehatan sesuai dgn wewenang dan tg.jawab
8. Menjalin kerjasama dgn bag sistem informasi RS
9. Memberi konsultasi pendidikan dan latihan bagi pengguna layanan informasi

Sejarah dan definisi rekam medis

Sejarah Rekam Medis

         Sejarah rekam medis di mulai pada zaman batu (paleolithic) lebih kurang 2500SM dengan ditemukannya lukisan purba tentang trephinasi dan amputasi didinding gua di Spanyol, hal ini menunjukkan bahwa sejak zaman pra sejarah praktik rekam medis dilakukan bersamaan dengan praktik kedokteran
(DepKes RI, 1997: 1).

         Praktik kedokteran secara ilmu pengetahuan modern dimulai sejak zaman Hipocrates pada 460SM. Hipocrates sebagai bapak ilmu kedokteran banyak menulis tentang pengobatan, observasi penelitian yang cermat dan sampai saat ini dianggap benar. Hasil pemeriksaan pasiennya (rekam medis) hingga kini masih dapat dibaca oleh para dokter sehingga kecermatan cara kerja Hipocrates dalam pengelolaan rekam medisnya sangat menguntungkan para dokter sekarang
(DepKes, 1997: 2).

         Pada tahun 1137, rekam medis pertama kali dilaksanakan di Rumah Sakit St. Bathelomew di London. Di Indonesia, kegiatan pencatatan mulai dilakukan pada masa pra kemerdekaan, hanya saja masih belum dilaksanakan dengan baik, penataannya mengikuti sistem informasi yang benar. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1960, kepada semua petugas kesehatan diwajibkan untuk menyimpan rahasia kedokteran, termasuk berkas rekam medis.Kemudian pada tahun 1972 dengan surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis kesehatan. Pada bab I pasal 3 menyatakan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk (master plan) yang baik, maka setiap rumah sakit :
a. Mempunyai dan merawat statistik yang terkini.
b. Membuat rekam medis yang berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

           Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar penyelenggaraan rekam medis dapat berjalan dengan baik di institusi pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Kurun waktu 1972-1989 penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit belum berjalan sebagaimana yang diharapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 749a/MENKES/PER/XV/1989 tentang rekam medis yang telah direvisi menjadi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor269/MENKES/PER/III/2008 ini perlu dipertegas kembali tentang pengelolaan rekam medis yang merupakan landasan hukum semua tenaga medis dan paramedis di rumah sakit yang terlibat di dalam penyeenggaraan rekam medis di sarana pelayanan kesehatan (DepKes, 1997: 5).

Definisi Rekam Medis

Definisi Rekam Medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan dalam berbagai pengertian, seperti dibawab ini:

1. Menurut Edna K Huffman:
Rekam Medis adalah berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan.

2. Menurut Permenkes No. 749a/Menkes!Per/XII/1989:
Rekam Medis adalah berkas yang beiisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

3. Menurut Gemala Hatta
Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleb para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

4. Waters dan Murphy :
Kompendium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang keadaan pasien selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan”. 

5. IDI :Sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan kepada seorang pasien.

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik
yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun
yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan
pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.

Rekam medis mempunyai 2 bagian yang perlu diperhatikan yaitu bagian pertama
adalah tentang INDIVIDU : suatu informasi tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien
yang bersangkutan dan sering disebut PATIENT RECORD, bagian kedua adalah tentang
MANAJEMEN: suatu informasi tentang pertanggung jawaban apakah dari segi manajemen
maupun keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan 2
Rekam medis juga merupakan kompilasi fakta tentang kondisi kesehatan dan penyakit
seorang pasien yang meliputi 2:
- data terdokumentasi tentang keadaan sakit sekarang dan waktu lampau
- pengobatan yang telah dan akan dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional secara
tertulis.

Secara umum, informasi yang tercantum dalam rekam medis seorang pasien harus
meliputi 2:

- Siapa (Who) pasien tersebut dan Siapa (Who) yang memberikan pelayanan
kesehatan/medis
- Apa (What), Kapan (When) , Kenapa (Why) dan Bagaimana (How) pelayanan
kesehatan/medis diberikan
- Hasil akhir atau dampak (Outcome) dari pelayanan kesehatan dan pengobatan

Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan
rekam medis yang baik dan benar, maka tertib administrasi tidak akan berhasil
Kegunaan Rekam Medis antara lain:
1. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga mdis dan perawat
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek Medis
Catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan
yang harus diberikan kepada pasien.
Contoh :
Identitas pasien name, age, sex, address, marriage status, etc.
Anamnesis “fever” how long, every time, continuously, periodic???
Physical diagnosis head, neck, chest, etc.
Laboratory examination, another supporting examination. Etc
3. Aspek Hukum
Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan , dalam
rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan
keadilan.
4. Aspek Keuangan
Isi Rekam Medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran
pelayanan. Tanpa adanya bukti catatan tindakan /pelayanan, maka pembayaran tidak
dapat dipertanggungjawabkan.
5. Aspek Penelitian
Berkas Rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut
data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian.
6. Aspek Pendidikan
Berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
data/informasi tentang kronologis dari pelayanan medik yang diberikan pada pasien
7. Aspek Dokumentasi

Isi Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan sarana kesehatan
Berdasarkan aspek-aspek tersebut, maka rekam medis mempunyai kegunaan yang sangat
luas yaitu :
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya yang ikut
ambil bagian dalam memberikan pelayanan kesehatan.
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan
kepada seorang pasien.
3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di Rumah sakit.
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap program
pelayanan serta kualitas pelayanan.
Contoh : Bagi seorang manajer :
- Berapa banyak pasien yang dating ke sarana kesehatan kita ? baru dan lama ?
- Distribusi penyakit pasien yang dating ke sarana kesehatan kita
- Cakupan program yang nantinya di bandingkan dengan target program
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, sarana kesehatan maupun tenaga
kesehatan yang terlibat.
6. Menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk keperluan pengembangan
program, pendidikan dan penelitian.
7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan kesehatan.
8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta bahan
pertanggung jawaban dan laporan.

Minggu, 13 Oktober 2013

Faktor respon obat



Keragaman efek suatu obat terhadap seseorang merupakan interaksi dari faktor lingkungandan faktor genetik. Termasuk dalam faktor lingkungan antara lain adalah faktor nutrisi, faktor obat-obat lain yang digunakan bersama, faktor penyakit, dan faktor gayahidup, seperti merokok atau konsumsi alkohol, dll. Faktor ini berinteraksi dengan faktor genetik yang mengkode berbagai protein penentu nasib obat dalam badan dan efek obat; seperti reseptor, kanal ion, dan enzim pemetabolisme obat.

Jadi, respon obat seseorang bisa dipengaruhi oleh faktor nutrisi/diet pasien, katakanlah seorang penderita hipertensi yang mestinya diet garam, jika ia tidak disiplin terhadap asupan garam, tentu efek obat tidak akan nyata terlihat, dibandingkan penderita hipertensi lain yang menjaga asupan garamnya. Adanya obat-obat lain yang digunakan bersama dapat pula saling berinteraksi sehingga menurunkan atau mengubah efek obat lain, sehingga respon seseorang terhadap obat bisa berbeda dengan orang lain yang mungkin tidak mengalami interaksi obat. Selain itu, keparahan penyakit dan gaya hidup seseorang, mungkin akan mempengaruhi respon seseorang terhadap obat.

Dalam kaitannya dengan faktor genetik, orang pada ras tertentu misalnya, ternyata memiliki jumlah enzim pemetabolisme yang lebih banyak daripada orang lain akibat variasi genetik. Hal ini menyebabkan keberadaan obat di dalam tubuh menjadi dipersingkat (karena metabolismenya diperbesar), sehingga efeknya pun menjadi lebih kecil. Atau sebaliknya, ras lain mengalami mutasi pada gen tertentu sehingga menyebabkan berkurangnya kemampuan tubuh memetabolisme obat, sehingga keberadaaan obat dalam tubuh meningkat dan efeknya menjadi besar atau bahkan toksis.

A. Farmakokinetik adalah proses obat memasuki tubuh dan akhirnya keluar dari tubuh. Proses terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dari tubuh manusia.
Setiap obat mempunyai karakteristik khusus dalam kecepatan dan bagaimana obat tersebut akan diserap oleh jaringan, kemudian dihantarkan pada sel-sel tubuh, dan berubah menjadi zat yang tidak berbahaya bagi tubuh hingga akhirnya keluar dari tubuh kita.

A.1 Absorpsi
Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah. Bergantung pada cara pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran cerna (mulut sampai rektum), kulit, paru, otot, dan lain-lain. Yang terpenting adalah cara pemberian obat per oral, dengan cara ini tempat absorpsi utama adalah usus halus karena memiliki permukaan absorpsi yang sangat luas, yakni 200 meter persegi (panjang 280 cm, diameter 4 cm, disertai dengan vili dan mikrovili ) (Gunawan, 2009).
Absorpsi obat meliputi proses obat dari saat dimasukkan ke dalam tubuh, melalui jalurnya hingga masuk kedalam sirkulasi sistemik. Pada level seluler, obat diabsorpsi melalui beberapa metode, terutama transport aktif dantransport pasif.
Gambar 1. 1 Proses Absorbsi Obat

a. Metode absorpsi
- Transport pasif 
Transport pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya dengan proses difusi obat dapat berpindah dari daerah dengan kadar konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Transport aktif terjadi selama molekul-molekul kecil dapat berdifusi sepanjang membrane dan berhenti bila konsentrasi pada kedua sisi membrane seimbang. 
- Transport Aktif 
Transport aktif membutuhkan energy untuk menggerakkan obat dari daerah dengan konsentrasi obat rendah ke daerah dengan konsentrasi obat tinggi.
b. Kecepatan Absorpsi
Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi sitemik hanya sedikit sel. Absorpsi terjadi cepat dan obat segera mencapai level pengobatan dalam tubuh. 
- Detik s/d menit: SL, IV, inhalasi 
- Lebih lambat: oral, IM, topical kulit, lapisan intestinal, otot- Lambat sekali, berjam-jam / berhari-hari: per rektal/ sustained frelease.
c. Faktor yang mempengaruhi penyerapan
1. Aliran darah ke tempat absorpsi 
2. Total luas permukaan yang tersedia sebagai tempat absorpsi 
3. Waktu kontak permukaan absorpsi
d. Kecepatan Absorpsi
1. Diperlambat oleh nyeri dan stress 
Nyeri dan stress mengurangi aliran darah, mengurangi pergerakan     saluran cerna, retensi gaster 
2. Makanan tinggi lemak 
Makanan tinggi lemak dan padat akan menghambat pengosongan     lambung dan memperlambat waktu absorpsi obat 
3. Faktor bentuk obat 
Absorpsi dipengaruhi formulasi obat: tablet, kapsul, cairan, sustained release, dll) 
4. Kombinasi dengan obat lain 
Interaksi satu obat dengan obat lain dapat meningkatkan atau memperlambat tergantung jenis obat
Obat yang diserap oleh usus halus ditransport ke hepar sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hepar memetabolisme banyak obat sebelum masuk ke sirkulasi. Hal ini yang disebut dengan efek first-pass. Metabolisme hepar dapat menyebabkan obat menjadi inaktif sehingga menurunkan jumlah obat yang sampai ke sirkulasi sistemik, jadi dosis obat yang diberikan harus banyak.


A.2 DistribusiDistribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan dan cairan tubuh. 
Distribusi obat yang telah diabsorpsi tergantung beberapa faktor:
a. Aliran darah 
Setelah obat sampai ke aliran darah, segera terdistribusi ke organ berdasarkan jumlah aliran darahnya. Organ dengan aliran darah terbesar adalah Jantung, Hepar, Ginjal. Sedangkan distribusi ke organ lain seperti kulit, lemakdan otot lebih lambat 
b. Permeabilitas kapiler 
Tergantung pada struktur kapiler dan struktur obat 
c. Ikatan protein 
Obat yang beredar di seluruh tubuh dan berkontak dengan protein dapat terikat atau bebas. Obat yang terikat protein tidak aktif dan tidak dapat bekerja. Hanya obat bebas yang dapat memberikan efek. Obat dikatakan berikatan protein tinggi bila >80% obat terikat protein
A.3 Metabolisme 
Metabolisme/biotransformasi obat adalah proses tubuh merubah komposisi obat sehingga menjadi lebih larut air untuk dapat dibuang keluar tubuh. 
Obat dapat dimetabolisme melalui beberapa cara:
a. Menjadi metabolit inaktif kemudian diekskresikan; 
b. Menjadi metabolit aktif, memiliki kerja farmakologi tersendiri dan bisa dimetabolisme lanjutan. 
Beberapa obat diberikan dalam bentuk tidak aktif kemudian setelah dimetabolisme baru menjadi aktif (prodrugs).Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di membran endoplasmic reticulum (mikrosom) dan di cytosol. Tempat metabolisme yang lain (ekstrahepatik) adalah : dinding usus, ginjal, paru, darah, otak, dan kulit, juga di lumen kolon (oleh flora usus).Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang nonpolar (larut lemak) menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu. Dengan perubahan ini obat aktif umunya diubah menjadi inaktif, tapi sebagian berubah menjadi lebih aktif, kurang aktif, atau menjadi toksik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme:
1. Kondisi Khusus 
Beberapa penyakit tertentu dapat mengurangi metabolisme, al. penyakit hepar seperti sirosis. 
2. Pengaruh Gen 
Perbedaan gen individual menyebabkan beberapa orang dapat memetabolisme obat dengan cepat, sementara yang lain lambat. 
3. Pengaruh Lingkungan 
Lingkungan juga dapat mempengaruhi metabolisme, contohnya: Rokok, Keadaan stress, Penyakit lama, Operasi, Cedera 
4. Usia 
Perubahan umur dapat mempengaruhi metabolisme, bayi vs dewasa vs orang tua.


A.4 EkskresiEkskresi obat artinya eliminasi/pembuangan obat dari tubuh. Sebagian besar obat dibuang dari tubuh oleh ginjal dan melalui urin. Obat jugadapat dibuang melalui paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara), kulit dan taraktusintestinal.Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh maupun bentuk metabolitnya. Ekskresi dalam bentuk utuh atau bentuk aktif merupakan cara eliminasi obat melui ginjal. Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3 proses, yakni filtrasi glomerulus, sekresi aktif di tubulus. Fungsi ginjal mengalami kematangan pada usia 6-12 bulan, dan setelah dewasa menurun 1% per tahun. Ekskresi obat yang kedua penting adalah melalui empedu ke dalam usus dan keluar bersama feses. Ekskresi melalui paru terutama untuk eliminasi gas anastetik umum (Gunawan, 2009).
Hal-hal lain terkait Farmakokinetik:
a. Waktu Paruh 
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan sehingga setengah dari obat dibuang dari tubuh. Faktor yang mempengaruhi waktu paruh adalah absorpsi, metabolism dan ekskresi.Waktu paruh penting diketahui untuk menetapkan berapa sering obat harus diberikan. 
b. Onset, puncak, and durasi 
Onset adalah Waktu dari saat obat diberikan hingga obat terasa kerjanya. Sangat tergantung rute pemberian dan farmakokinetik obat 
Puncak, Setelah tubuh menyerap semakin banyak obat maka konsentrasinya di dalam tubuh semakin meningkat, Namun konsentrasi puncak~ puncak respon 
Durasi, Durasi kerjaadalah lama obat menghasilkan suatu efek terapi

B. Farmakodinamik
B.1 Farmakodinamik adalah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari farmakodinamik adalah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respons yang terjadi (Gunawan, 2009).
B.2 Mekanisme Kerja Obat 
kebanyakan obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan reseptornya pada sel organism. Interaksi obat dengan reseptornya dapat menimbulkan perubahan dan biokimiawi yang merupakan respon khas dari obat tersebut. Obat yang efeknya menyerupai senyawa endogen di sebut agonis, obat yang tidak mempunyai aktifitas intrinsic sehingga menimbulkan efek dengan menghambat kerja suatu agonis disebut antagonis.
B.3 Reseptor Obat 
protein merupakan reseptor obat yang paling penting. Asam nukleat juga dapat merupakan reseptor obat yang penting, misalnya untuk sitotastik. Ikatan obat-reseptor dapat berupa ikatan ion, hydrogen, hidrofobik, vanderwalls, atau kovalen. Perubahan kecil dalam molekul obat, misalnya perubahan stereoisomer dapat menimbulkan perubahan besar dalam sifat farmakologinya.
B.4 Transmisi Sinyal Biologis 
penghantaran sinyal biologis adalah proses yang menyebabkan suatu substansi ekstraseluler yang menimbulkan respon seluler fisiologis yang spesifik. Reseptor yang terdapat di permukaan sel terdiri atas reseptor dalam bentuk enzim. Reseptor tidak hanya berfungsi dalam pengaturan fisiologis dan biokimia, tetapi juga diatur atau dipengaruhi oleh mekanisme homeostatic lain. Bila suatu sel di rangsang oleh agonisnya secara terus-menerus maka akan terjadi desentisasi yang menyebabkan efek perangsangan.
B.5 Interaksi Obat-Reseptor 
ikatan antara obat dengan resptor biasanya terdiri dari berbagai ikatan lemah (ikatan ion, hydrogen, hidrofilik, van der Waals), mirip ikatan antara subtract dengan enzim, jarang terjadi ikatan kovalen.
B.6 Antagonisme Farmakodinamik 
a. Antagonis fisiologik:Terjadi pada organ yang sama tetapi pada sistem reseptor yang berlainan. 
b. Antagonisme pada reseptor:Obat yang menduduki reseptor yang sama tetapi tidak mampu menimbulkan efek farmakologi secara instrinsik
B.7 Kerja Obat Yang Tidak Diperantarai Reseptor 
a. Efek Nonspesifik Dan Gangguan Pada Membran 
b. Perubahan sifat osmotic 
c. Diuretic osmotic (urea, manitol), misalnya, meningkatkan osmolaritas filtrate glomerulus sehingga mengurangi reabsorpsi air di tubuli ginjal dengan akibat terjadi efek diuretic 
d. Perubahan sifat asam/basaKerja ini diperlihatkan oleh oleh antacid dalam menetralkan asam lambung. 
e. Kerusakan nonspesifik 
Zat perusak nonspesifik digunakan sebagai antiseptik dan disinfektan, dan kontrasepsi.contohnya, detergen merusak intregitas membrane lipoprotein. 
f. Gangguan fungsi membrane 
Anestetik umum yang mudah menguap misalnya eter,, halotan, enfluran, dan metoksifluran bekerja dengan melarut dalam lemak membrane sel di SSP sehingga eksitabilitasnya menurun. 
g. Interaksi Dengan Molekul Kecil Atau Ion 
Kerja ini diperlihatkan oleh kelator (chelating agents) misalnya CaNa2 EDTA yang mengikat Pb2+ bebas menjadi kelat yang inaktif pada keracunan Pb. 
h. Masuk ke dalam komponen sel

Obat yang merupakan analog puri atau pirimidin dapat berinkoporasi ke dalam asam nukleat
sehingga mengganggu fungsinya. Obat yang bekerja seperti ini disebut antimetabolit misalnya
6-merkaptopurin atau anti mikroba lain.

istilah dalam resep