EFEK OBAT
Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan yang membahayakan atau merugikan pasien akibat penggunaan obat. Efek samping obat, seperti halnya efek obat yang diharapkan, merupakan suatu kinerja dari dosis atau kadar obat pada organ sasaran.
Interaksi obat juga merupakan salah satu penyebab efek samping. Hal ini terjadi ketika tenaga kesehatan (dokter, apoteker, perawat) lalai dalam memeriksa obat yang dikonsumsi oleh pasien, sehingga terjadi efek-efek tertentu yang tidak diharapkan di dalam tubuh pasien. Bertambah parahnya penyakit pasien yang dapat berujung kematian merupakan kondisi yang banyak terjadi di seluruh dunia akibat interaksi obat ini.
Efek samping obat dikelompokkan dalam 2 katagori yaitu efek samping obat yang dapat diperkirakan dan efek samping yang tidak dapat diperkirakan seperti reaksi alergi dan idiosikratik. Efek samping yang dapat diperkirakan dapat timbul karena aksi farmakologi yang berlebihan misalnya penggunaan obat antidiabetik oral menyebabkan efek samping hipoglikemia dan hipotensi pada pasien stroke yang menerima obat hipertensi dosis tinggi. Gejala penghentian obat dapat menimbulkan munculnya kembali gejala penyakit semula atau menimbulkan reaksi pembalikan terhadap efek farmakologi obat sehingga pasien memerlukan dosis yang makin lama makin besar respon karena penghentian obat, misalnya hipertensi berat karena penghentian klonidin. Efek samping yang tidak berupa efek utama obat juga sering terjadi. Pada sebagian besar obat munculnya efek samping ini sudah dapat diperkirakan sehingga tenaga kesehatan sudah mewaspadai munculnya efek samping ini. Sebagai contoh adalah adanya keluhan pedih,mual, muntah akibat penggunaan obat-obat penghilang nyeri dan radang serta rasa ngantuk setelah minum obat anti alergi atau obat mabuk perjalanan.
Faktor penyebab terjadinya efek samping obat dapat berasal dari faktor pasien dan faktor obat. Faktor pasien meliputi umur, genetik dan penyakit yang diderita. Pada pasien anak-anak (khususnya bayi) sistem metabolism belum sempurna sehingga kemungkinan terjadinya efek samping dapat lebih besar, begitu juga pada pasien geriatrik (lansia) yang kondisi tubuhnya sudah menurun. Pada pasien dengan penyakit tertentu seperti gangguan hati dan ginjal penggunaan obat perlu perhatian khusus karena dapat menyebabkan efek samping yang serius. Faktor obat yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping seperti pemilihan obat, jangka waktu penggunaan obat, dan adanya interaksi antar obat. Masing masing obat memiliki mekanisme dan tempat kerja yang berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan efek samping yang berbeda.
Bagaimana mencegah munculnya efek samping obat?1.Baca dosis dan aturan pakai penggunaan obat sesuai dengan yang tertera di leafleat atau yang diresepkan dokter.2.Pergunakan obat sesuai indikasi yang jelas dan tepat sesuai yang tertera di leafleat atau yang diresep dokter.3.Berikan perhatian khusus terhadap penggunaan dan dosis obat pada bayi, pasien usia lanjut dan pasien dengan penyakit hati atau ginjal.4.Perhatikan dan catat riwayat alergi akibat penggunaan obat5.Beritahukan ke dokter apabila anda sedang hamil, menyusui, alergi obat tertentu, memiliki penyakit diabetes, penyakit ginjal atau liver, sedang meminum obat lain atau suplemen herbal6.Hindari penggunaan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus7.Mintalah dokter mengevaluasi penggunaan obat dalam jangka panjang
INDIKASI OBAT
Indikasi obat adalah suatu khasiat atau kegunaan dari suatu obat tertentu.KONTRAINDIKASI
Kontra indikasi adalah tidak boleh diberikan pada keadaan tertentu.
Contoh :1. Oralit
Komposisi:Tiap kantong mengandung:Natrium Klorida 0,52 gramKalium Klorida 0,30 gramTrinatrimum Sitrat Dihidrat 0,58 gramGlukosa Anhidrat 2,7 gramBahan tambahan secukupnya
Indikasi:Mencegah dan mengobati “kurang cairan”(dehidrasi) akibat diare/mencret/muntaber.
2. Sanmol (paracetamol
sirup)
Komposisi:Tiap 5 ml mengandung:Paracetamol 120 mg(tidak mengandung alkohol)
Indikasi:Penurun panas dan pereda nyeri.
3. Obat Batuk Hitam
Komposisi:Tiap 5 ml mengandung:Succus Liquiritiae 166,66 mgAmmonium Chlorida 100 mgAmmonium Anisi Spir 100 mgAlkohol 1,44 %
Indikasi:Sebagai ekspektorant pada gangguan batuk.
Kontra Indikasi:Penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
4. Antasida Doen
Komposisi:
Tiap tablet kunyah mengandung: Alumunium Hidroksida gel kering yang setara dengan Alumunium Hidroksida 200 mgMagnesium Hidroksida 200 mg
Indikasi:Mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak lambung,gastritis, tukak usu dua belas jari, dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati,perasaan penuh pada lambung.
Kontra Indikasi:Penderita yang hipersensitif terhadap aluminiumatau magnesium.
5. Mylanta Syrup
Komposisi:Tiap 5 ml mengandung:Aluminium Hidroksida 200 mgMagnesium Hidroksida 200 mgSimetikon 20 mg
Indikasi:Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati.
Kontra Indikasi:Jangan diberikan pada penderita gangguan fungsiginjal yang berat, karena dapat menimbulkan hipermagnesia (kadar magnesium dalam darah meningkat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar