cursor

Rabu, 13 November 2013

Patofisiologi penyakit telinga

(Macam Penyakit) 1. Otitis media 2. Penumpukan Serumen 3. Tuli 4. Furunkulosis/Otitis Eksterna 1. OTITIS MEDIA -Otitis media atau radang telinga adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga , tuba eustachius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dan rongga mulut), antrum mastoid dan sel-sel mastoid. -Hampir 70% anak-anak pernah mengalami radang telinga dan tidak sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang terlambat atau kronis -Terdiri dari: Otitis Media Akut dan Otitis Media Supurativa Kronis >Patofisiologi: -Otitis media diawali dengan infeksi pada saluran nafas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. -Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. -Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. -Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. -Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah berkumpul di belakang gendang telinga. -Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. -Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). -Namun cairan yang lebih banyak menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). -Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. -Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya >Otitis Media Akut: -OMA adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah dalam waktu < 3 minggu. -Sehingga terdapat cairan di dalam telinga tengah dengan tanda dan gejala infeksi . -Jika 3 minggu – 2 bulan: Otitis Media Subakut -Jika > 2 bulan: Otitis Media Supuratif Kronis >Etiologi: Disebabkan kuman patogen: bakteri piogenik (Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus, dll) maupun virus (virus influenza). >Patofisiologi: -Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanaan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga tengah. -Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba Eustachius sehingga pencegahan invasi kuman terganggu. -Pencetusnya dalah infeksi saluran nafas atas  rhinitis, faringitis >Gejala Klinis: -Stadium OMA berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah: 1. Stadium oklusi tuba Eustachius Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam telinga tengah. 2. Stadium supurasi Membran timpani menonjol keluar ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani. 3. Stadium perforasi -Terjadi ruptur membran timpani  nanah keluar mengalir dari telinga dalam ke luar. -Disebabkan pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi >Gejala Klinik: -Pada anak, keluhan utama  rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh yang tinggi. -Biasanya terdapat riwayat batuk-pilek sebelumnya. -Pada bayi dan anak kecil, gejala khas  suhu tubuh yang tinggi (39,5oC), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, diare, kejang dan kadang—kadang memegang telinga yang sakit. Setelah terjadi ruptur membran timpani suhu tubuh akan turun dan anak tertidur. >Komplikasi: Mastoiditis, meningitis dan abses otak  jarang terjadi >Penatalaksanaan: -Pemberian antibiotika -Bila terjadi pengeluaran nanah dari telinga  pembersihan nanah >Otitis Media Supuratif Kronis: -OMSK adalah infeksi kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul lebih dari 2 bulan. -Sekret bisa encer, kental, bening atau nanah. -Biasanya disertai gangguan pendengaran. >Etiologi : -Terapi yang terlambat -Terapi tidak adekuat -Virulensi kuman tinggi -Daya tahan tubuh rendah -Kebersihan yang buruk -OMSK dibagi 2 jenis: tipe Benigna atau tipe mukosa dan tipe Maligna atau tipe tulang. -Pada OMSK benigna: *Peradangan terbatas pada mukosa saja tidak mengenai tulang. *Perforasi terletak di sentral. *Jarang menimbulkan komplikasi berbahaya -OMSK tipe maligna: *Perforasi terletak marginal, subtotal *Sering menimbulkan komplikasi berbahaya atau fatal >Gejala Klinis: Pasien mengeluh: -Otore -Vertigo -Tinitus -Rasa penuh di telinga -Gangguan pendengaran >Komplikasi: Paralisis nervus fasialis, abses otak, meningitis dan hidrosefalus >Penatalaksanaan: Pengambilan serumen 3. TULI Ada 2 macam: A. Tuli konduktif -Tuli karena terganggunya transmisi suara ke telinga bagian tengah -Penyebab tersering karena otitis media serosa, suara terlalu keras -Ciri: informasi harus disampaikan dekat telinga dengan suara keras B. Tuli perseptif -Penyebab karena kehilangan pendengaran sensorineural melibatkan kerusakan struktur telinga bagian dalam atau saraf auditorius -Penyebab: defek kongenital pada struktur telinga bagian dalam, atau karena kelainan yang didapat seperti infeksi, obat-obatan -Ciri: Terjadi distorsi suara sehingga mempengaruhi pemahaman 4. PERIKONDRITIS Perikondritis atau kondritis adalah infeksi bakterial dari perikondrium atau tulang rawan (kondrium) >Etiologi: A. Perikondritis atau kondritis ini dapat disebabkan : – Inadekuat terapi selulitis daun telinga (pinna) dan otitis eksterna akut. – Accidental atau surgical (sesudah aspirasi atau insisi hematoma daun telinga) – Burns B. Karena Mikroorganisme penyebab pseudomonas aeruginosa >Patofisiologi: • Infeksi superfisial dari liang telinga luar atau dari daun telinga menyebar lebih kedalam ke perikondrium. • Pada stadium dini (early stages) pinna merah dan nyeri, berlanjut jadi terbentuk abses sub perikondrium. • Tulang rawan kekurangan blood supply, nekrose tulang rawan, deformity daun telinga cauliflower ear >Gejala dan tanda: A. Gejala • Daun telinga terasa sakit • Warna merah • Tegang B. Tanda • Pinna merah dan tender • Bengkak (generalized swelling of the pinna) • Timbul abses daun telinga >Penatalaksanaan: • Obat anti pseudomonas, amino glikosid (gentamisin) fluor kinolon (quinolon) seperti siprofloksasin. • Kultur + test sensitivitas • Abses insisi + pipa pengering (drain) 5. OTHEMATOMA / HEMATOMA DAUN TELINGA • Sering terjadi pada anak-anak • Penyebab paling sering Trauma • Lokasi : Permukaan luar daun telinga, karena letaknya terbuka >Patofisiologi Othematom : -Darah cepat terkumpul ( setelah trauma ) memisahkan perikondrium dgn kondrium. -Jika tidak segera ditangani, darah yg terkumpul akan menjadi jaringan ikat nekrosis kondrium karena ada gangguan nutrisi. -Massa yg berlekuk- lekuk ini (akibat trauma) “ Cauliflower ears” >Penatalaksanaan: • Pengeluaran segera darah yg terkumpul dengan teknik bedah aseptik  untuk menghindari timbulnya perikondritis • AB yg dpt mencakup P.aeruginosa & B.Pyocyneus ± 5 hari • Balut tekan yg ketat (gips) minimum 48 jam 6.OTITIS EKSTERNA -Otitis Eksterna atau furunkulosis adalah peradangan dari kulit liang telinga luar. -Furunkulosis dihubungkan dengan infeksi bakteri dari folikel rambut di liang telinga, (Stafilokokus aureus) -Rasa tidak enak bertambah dengan pergerakan rahang. -Beberapa furunkel mungkin bersatu membentuk Karbunkel (carbuncle) jika infeksi berlanjut tidak diterapi, akan timbul selulitis dan mungkin limfadenitis regional. >Penatalaksanaan: Tampon (pack/wick) kasa diolesi/direndam dalam krem steroid/antibiotik atau gliserin (tradisionil dengan ikhtamol/ichtamol) dimasukkan ke liang telinga akan mengurangi rasa sakit dan mengurangi bengkak

PATOFISIOLOGI PENYAKIT HIDUNG

(Macam-macam penyakit) 1. Rinitis 2. Polip hidung 3. Sinusitis 4. Faringitis 5. Laringitis 6. Epistaksis 1. Rhinitis -Rhinitis adalah inflamasi dari mukosa membran hidung. -Rhinitis adalah gangguan hidung dengan ciri 1 atau lebih gejala: bersin, gatal di hidung, hidung keluar ingus, dan hidung tersumbat. -Rhinitis dapat disebabkan oleh alergi, non-alergi, infeksi, hormonal, pekerjaan, dan faktor lain. -Terbanyak adalah Rhinitis Alergi. >RINITIS ALERGI: Rinitis alergi adalah radang selaput lendir hidung yang disebabkan proses inflamasi mukosa hidung yang dimediasi oleh reaksi hipersensitifitas/alergi tipe I, dengan gejala hidung gatal, bersin-bersin, rinore encer dan hidung tersumbat yang reversibel secara spontan maupun dengan pengobatan >Patogenesis: -Mukosa saluran nafas selalu terpapar oleh bermacam alergen yang terbawa oleh udara nafas. -Rinitis alergi merupakan suatu penyakit inflamasi yang diawali dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi. -Pada penderita yang mempunyai bakat alergi, alergen yang terbawa udara nafas akan menyebabkan sensitisasi mukosa respirasi. -Akibat sensitisasi ini, apabila terjadi paparan berikutnya akan menimbulkan gejala alergi. >Tahap Sensitisasi: Pada kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi, makrofag atau monosit yang berperan sebagai sel penyaji (Antigen Presenting Cell/APC) akan menangkap alergen yang menempel di permukaan mukosa hidung. >Tahap Alergi: -Histamin akan merangsang reseptor H1 pada ujung saraf hidung sehingga menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin-bersin. -Histamin juga akan menyebabkan kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresi dan permeabilitas kapiler meningkat sehingga terjadi rinore. -Gejala lain adalah hidung tersumbat akibat vasodilatasi sinusoid. -Secara mikroskopik tampak adanya dilatasi pembuluh (vascular bad) dengan pembesaran sel goblet dan sel pembentuk mukus. -Terdapat juga pembesaran ruang interseluler dan penebalan membran basal, serta ditemukan infiltrasi sel-sel eosinofil pada jaringan mukosa dan submukosa hidung. -Gambaran yang ditemukan terdapat pada saat serangan. -Diluar keadaan serangan, mukosa kembali normal. -Akan tetapi serangan dapat terjadi terus-menerus (persisten) sepanjang tahun, sehingga lama kelamaan terjadi perubahan yang ireversibel, yaitu terjadi proliferasi jaringan ikat dan hiperplasia mukosa, sehingga tampak mukosa hidung menebal. >Gejala Klinis: -Gejala rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang (> 5 kali). -Keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). -Tanda-tanda alergi juga terlihat di hidung, mata, telinga, faring atau laring. -Hidung: mukosa hidung berwarna kebiruan,lubang hidung bengkak, disertai sekret mukoid atau cair. -Mata: edema kelopak mata, kongesti konjungtiva, lingkar hitam dibawah mata ( -Telinga: retraksi membran timpani atau otitis media serosa sebagai hasil dari hambatan tuba eustachii. -Faringeal: faringitis granuler akibat hiperplasia submukosa jaringan limfoid. -Laringeal: suara serak dan edema pita suara -Gejala lain yang tidak khas dapat berupa: batuk, sakit kepala, masalah penciuman, mengi, penekanan pada sinus dan nyeri wajah, post nasal drip. -Beberapa orang juga mengalami lemah dan lesu, mudah marah, kehilangan nafsu makan dan sulit tidur. >Diagnosis: -Anamnesis Dari gejala pasien -Pemeriksaan Fisik *Pada muka didapatkan bayangan gelap di daerah bawah mata karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung. *Selain itu, dapat ditemukan juga garis melintang pada dorsum nasi bagian sepertiga bawah. Garis ini timbul akibat hidung yang sering digosok-gosok oleh punggung tangan *Pada pemeriksaan rinoskopi ditemukan mukosa hidung basah, berwarna pucat atau livid dengan konka edema dan sekret yang encer dan banyak. *Perlu juga dilihat adanya kelainan septum atau polip hidung yang dapat memperberat gejala hidung tersumbat. *Selain itu, dapat pula ditemukan konjungtivis bilateral atau penyakit yang berhubungan lainnya seperti sinusitis dan otitis media. -Pemeriksaan Penunjang a. In vitro Hitung eosinofil dalam darah tepi. Pemeriksaan IgE total Pemeriksaan sitologi hidung  sebagai pemeriksaan pelengkap. b. In vivo Alergen inhalan: pemeriksaan tes cukit kulit, uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (Skin End-point Titration/SET). SET dilakukan dengan menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi yang bertingkat kepekatannya. Keuntungan SET, selain alergen penyebab juga derajat alergi serta dosis inisial untuk desensitisasi dapat diketahui Untuk alergi makanan, uji kulit seperti tersebut diatas kurang dapat diandalkan. Diagnosis biasanya ditegakkan dengan diet eliminasi dan provokasi (“Challenge Test”). Alergen ingestan secara tuntas lenyap dari tubuh dalam waktu lima hari. Karena itu pada Challenge Test, makanan yang dicurigai diberikan pada pasien setelah berpantang selama 5 hari, selanjutnya diamati reaksinya. Pada diet eliminasi, jenis makanan setiap kali dihilangkan dari menu makanan sampai suatu ketika gejala menghilang dengan meniadakan suatu jenis makanan. >Komplikasi: -Polip hidung -Sinusitis paranasal 2. POLIP HIDUNG -Massa lunak-putih atau kebiruan dalam rongga hidung, bertangkai dan tersusun seperti anggur -Umumnya multipel dan bilateral mengakibatkan sumbatan pada hidung -Sering dari sinus etmoid (multipel) -Terutama pada dewasa (pada anak jarang terjadi) >Etiologi: -Karena reaksi hipersensitifitas/alergi hidung yang kronis -Infeksi >Patofisiologi: -Mukosa bengkak (terutama meatus media) -Kemudian stroma terisi cairan interseluler  mukosa yang bengkak menjadi polipoid -Mukosa menjadi berat lalu turun ke rongga hidung membentuk tangkai terbentuk polip -Polip serous: cairan > jaringan ikat -Polip fibrous: jaringan ikat > cairan -Miskin pembuluh darah, saraf dan kelenjar -Bersifat residif alergi >Gejala Klinik: -Hidung tersumbat -Dapat terjadi hiposmia atau anosmia -Terdapat sekret: cair/mukous/purulen -Dapat menutup ostium sinus paranasalis sehingga dapat menyebabkan sinusitis  keluhan sakit kepala dan hidung meler -Bila penyebab alergi  keluhan: bersin dan iritasi hidung >Pemeriksaan Fisik: -Rinoskopi anterior *Massa polip, bertangkai, putih kebiruan pada meatus/konka media *Bergerak bebas pada tangkainya *Multipel dan bilateral *Pada yang kronis, punggung hidung melebar  frog nose (hidung kodok) -Rinoskopi posterior  polip + >Terapi: -Ekstraksi polip (polipektomi) dengan senar polip -Bila sudah terdapat sinusitis  drainase sinus -Sering kambuh  bila penyebab alergi, perlu terapi penyebab 3. SINUSITIS -Sinusitis adalah radang mukosa sinus para-nasal -Multi sinusitis : peradang beberapa sinus -Hemi sinusitis: peradangan satu sisi sinus -Pan sinusitis : peradangan semua sinus -Sinus para-nasal(Rongga dalam tulang kepala berisi udara) -Terdiri dari: • Sinus maksila • Sinus frontal • Sinus etmoid • Sinus sfenoid • Sinusitis rinogen (85%) • Sinusitis dentogen (15%) >Sinusitis akut: -Etiologi: Rinitis akut -Faringitis, adenoiditis & tonsilitis -Karies dentis -Berenang / menyelam -Trauma -Barotrauma >Faktor predisposisi: -Obstruksi mekanis: Septum deviasi, korpus alienum & tumor -Obstruksi ostium : Rinitis kronis & rinitis alergi -Perubahan mukosa dan silia: polusi, udara dingin dan kering >Patofisiologi: -Bila terinfeksi: sinus mengalami oedem  mukosa yang berhadapan akan saling bertemu  menyebabkan silia tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus. -Efek awal yang ditimbulkan adalah keluarnya cairan serous. -Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk dalam sinus ini akan menjadi media yang baik untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen yang disebut sinusitis akut bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik. -Jika terapi inadekuat maka keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia dan bakteri anaerob akan semakin berkembang. -Apabila keadaan ini terus berlanjut  menyebabkan perubahan kronik dari mukosa yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista. >Gejala klinik: -Demam, sakit kepala -Ingus kental (bau), dahak (post nasal drip) -Hidung tumpat -Nyeri pada lokasi sinus yang dikenai -Nyeri alih -Gejala klinik sinusitis maksila akut: *Nyeri pada kelopak mata bawah & gigi *Nyeri alih: dahi & depan telinga >Diagnosis -The American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS) membuat kriteria mayor dan minor untuk mendiagnosa rinosinusitis. -Rinosinusitis didiagnosa apabila dijumpai dua atau lebih kriteria mayor atau satu kriteria mayor ditambah dua atau lebih kriteria minor. Gejala-gejalanya adalah: *Gejala Mayor : -*Obstruksi hidung -*Sekret pada daerah hidung/ sekret belakang hidung yang sering disebut PND (Postnasal drip) -*Kongesti pada daerah wajah -*Nyeri /rasa tertekan pada wajah -*Kelainan penciuman(Hiposmia / anosmia) -*Demam (hanya pada akut) *Gejala Minor: -*Sakit kepala -*Sakit/ rasa penuh pada telinga -*Halitosis/ nafas berbau -*Sakit gigi -*Batuk dan iritabilitas -*Demam (semua nonakut) -*Lemah >Pemeriksaan: a. Rinoskopi anterior Rinoskopi anterior merupakan alat dasar untuk pemeriksaan fisik yang paling spesifik yang berkaitan dengan keadaan patologis pada daerah sinonasal. b. Pemeriksaan mikrobiologi Biakan yang berasal dari hidung bagian posterior dan nasofaring biasanya lebih akurat dibandingkan dengan biakan yang berasal dari hidung bagian anterior. C. Foto polos kavitas nasal dan sinus paranasal Rinosinusitis menunjukkan gambaran berupa : 1. Penebalan mukosa, 2. Opasifikasi sinus ( berkurangnya pneumatisasi) 3. Gambaran air fluid level yang khas akibat akumulasi pus yang dapat dilihat pada foto waters. >Terapi: -Antibiotik -Terapi tambahan  *obat dekongestan oral + topikal, *mukolitik untuk memperlancar drainase *analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri *Pada pasien atopi, diberikan antihistamin atau kortikosteroid topikal >Komplikasi: 1. Kelainan pada orbita -Pembengkakan orbita -Infeksi isi orbita 2. Kelainan intrakranial -Meningitis akut  infeksi dari sinus paranasalis dapat menyebar sepanjang saluran vena atau langsung dari sinus yang berdekatan -Abses otak  setelah sistem vena dalam mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka dapat terjadi perluasan metastatik secara hematogen ke dalam otak. 4. FARINGITIS -Peradangan akut membran mukosa faring dan struktur lain di sekitarnya. -Jarang terjadi infeksi lokal pada faring atau tonsil saja  pengertian secara luas mencakup tonsillitis, nasofaringitis dan tonsilofaringitis. >Latar belakang: -Paling banyak didapatkan pada anak-anak -Gambaran klinis bervariasi (ringan, sembuh sendiri sampai menimbulkan gejala sisa berat meningitis, demam rematik, gromerulonefritis akut) -Insidens meningkat sesuai dengan bertambahnya umur (puncak usia 4-7 th) -Insiden dipengaruhi oleh perubahan musim >Gejala Klinis: •Faringitis streptokokus grup A : nyeri tenggorok, disfagia, eksudat tonsil/faring, demam (diatas 38oC ), pembesaran kelenjar leher anterior, tidak ada batuk. •Faringitis karena virus : rhinorea, suara serak, batuk, konjungtivitis. Pada beberapa kasus disertai diare, ulkus di palatum mole dan dinding faring serta eksudat di palatum dan tonsil yang sulit dibedakan dengan eksudat karena faringitis streptokokus. >Penatalaksanaan: -Istirahat cukup -Pemberian nutrisi dan cairan yang cukup -Pemberian obat kumur dan obat hisap pada anak yang lebih besar untuk mengurangi nyeri tenggorok -Pemberian antipiretik, dianjurkan parasetamol atau ibuprofen -Pemberian antibiotik harus berdasarkan gejala klinis dugaan faringitis karena bakteri (streptokokus) 5.LARINGITIS -Laringitis didefinisikan sebagai proses inflamasi yang melibatkan laring dan dapat disebabkan oleh berbagai proses baik infeksi maupun non-infeksi. -Dalam proses peradangannya laringitis sering melibatkan saluran pernafasan dibawahnya yaitu trakea dan bronkus. Bila peradangan melibatkan laring dan trakea maka diagnosis spesifiknya disebut laringotrakeitis, dan bila peradangan sampai ke bronkus maka diagnosis spesifiknya disebut laringotrakeobronkitis. -Etiologi dari laringitis akut yaitu penggunaan suara berlebihan, gastro esophago reflux disease (GERD), polusi lingkungan, terpapar dengan bahan berbahaya, atau bahan infeksius yang membawa kepada infeksi saluran nafas atas. Bahan infeksius tersebut lebih sering virus tetapi dapat juga bakterial. >Patofisiologi: -Laringitis akut merupakan inflamasi dari mukosa laring dan pita suara yang berlangsung kurang dari 3 minggu. -Parainfluenza virus (penyebab terbanyak) masuk melalui inhalasi dan menginfeksi sel dari epitelium saluran nafas lokal yang bersilia, ditandai dengan edema dari lamina propria, submukosa, dan adventitia, diikuti dengan infitrasi selular dengan histosit, limfosit, sel plasma dan lekosit polimorfonuklear (PMN)  pembengkakan dan kemerahan dari saluran nafas yang terlibat, kebanyakan ditemukan pada dinding lateral dari trakea dibawah pita suara. -Karena trakea subglotis dikelilingi oleh kartilago krikoid, maka pembengkakan terjadi pada lumen saluran nafas dalam, menjadikannya sempit, bahkan sampai hanya sebuah celah. Daerah glotis dan subglotis pada bayi normalnya sempit, dan pengecilan sedikit saja dari diameternya akan berakibat peningkatan hambatan saluran nafas yang besar dan penurunan aliran udara. Seiring dengan membesarnya diameter saluran nafas sesuai dengan pertumbuhan maka akibat dari penyempitan saluran nafas akan berkurang. -Sumbatan aliran udara pada saluran nafas atas akan berakibat terjadinya stridor dan kesulitan bernafas yang akan menuju pada hipoksia ketika sumbatan yang terjadi berat. Hipoksia dengan sumbatan yang ringan menandakan keterlibatan saluran nafas bawah dan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi akibat sumbatan dari saluran nafas bawah atau infeksi parenkim paru atau bahkan adanya cairan >Gejala Klinik: -suara yang serak, yang disertai dengan puncak suara (vocal pitch) yang berkurang atau tidak ada suara (aphonia), -batuk menggonggong, -dan stridor inspirasi. -Dapat terjadi juga demam sampai 39-40 -sesak nafas ringan -Gejala tersebut sering disertai dengan gejala-gejala seperti pilek, hidung tersumbat, batuk dan sakit menelan >Terapi: -pasien dengan laringitis harus ditangani dengan tenang dan dengan sikap yang menentramkan hati, karena emosi atau marah akan memperburuk keadaan distress pernafasan anak. -Kebanyakan pasien mengalami hipoksemia, sehingga oksigenisasi harus dilakukan dan diberikan oksigen yang dilembabkan  Nebulasi -Pemberian antibiotik tidak disarankan kecuali hasil kultur menunjukkan adanya streptococcus, dimana penicillin adalah obat pilihannya 6. EPISTAKSIS -Epistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga hidung atau nasofaring. -Epistaksis bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu kelainan yang mana hampir 90 % dapat berhenti sendiri. -Epistaksis posterior -Epistaksis posterior dapat berasal dari arteri -sfenopalatina dan arteri etmoid posterior. -Pendarahan biasanya hebat dan jarang -berhenti dengan sendirinya. Sering -ditemukan pada pasien dengan hipertensi, -arteriosklerosis atau pasien dengan penyakit -kardiovaskuler. >Berdasarkan lokasi terdiri atas: -Epistaksis anterior -Merupakan jenis epistaksis yang paling -sering dijumpai terutama pada anak-anak -dan biasanya dapat berhenti sendiri.2 -Perdarahan pada lokasi ini bersumber -dari pleksus Kiesselbach (little area), yaitu -anastomosis dari beberapa pembuluh darah -di septum bagian anterior tepat di ujung -postero superior vestibulum nasi. >Patofisiologi: -Pemeriksaan arteri kecil dan sedang pada orang yang berusia menengah dan lanjut, terlihat perubahan progresif dari otot pembuluh darahtunika media menjadi jaringan kolagen. -Perubahan tersebut bervariasi dari fibrosis interstitial sampai perubahan yang komplet menjadi jaringan parut. -Perubahan tersebut memperlihatkan gagalnya kontraksi pembuluh darah karena hilangnya otot tunika media sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak dan lama. -Pada orang yang lebih muda, pemeriksaan di lokasi perdarahan setelah terjadinya epistaksis memperlihatkan area yang tipis dan lemah. -Kelemahan dinding pembuluh darah ini disebabkan oleh iskemia lokal atau trauma >Etiologi: -Trauma ringan (misalnya mengeluarkan ingus dengan kuat, bersin, mengorek hidung) atau akibat trauma yang hebat seperti kecelakaan lalulintas. -Iritasi gas yang merangsang, benda asing dan trauma pada pembedahan. -Infeksi hidung dan sinus paranasal seperti rinitis, sinusitis serta granuloma spesifik seperti lupus, sifilis dan lepra dapat juga menimbulkan epistaksis. -Epistaksis berat dapat terjadi pada tumor seperti hemangioma, karsinoma dan angiofibroma. -Hipertensi dan kelainan pembuluh darah seperti yang dijumpai pada arterioskelerosis sering menyebabkan epistaksis hebat, sering kambuh dan prognosisnya tidak baik. -Gangguan endokrin pada wanita hamil dan menopause -Kelainan darah pada hemofilia dan leukemia serta infeksi sistemik pada demam berdarah, tifoid dan morbili sering juga menyebabkan epistaksis. -Kelainan kongenital yang sering menyebabkan epistaksis adalah Rendu-Osler- Weber disease. -Disamping itu epistaksis dapat terjadi pada penyelam yang merupakan akibat perubahan tekanan atmosfer. >Penatalaksanaan: Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis yaitu : -Menghentikan perdarahan -Mencegah komplikasi -Mencegah berulangnya epistaksis

Patofisiologi MATA

PATOFISIOLOGI PENYAKIT MATA 1. KONJUNGTIVITIS Konjungtivitis merujuk pada peradangan selaput mata (conjunctiva), lapisan terluar mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. >Macam-macam: A. Konjungtivitis Gonokokal -Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal. -Orang dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika sperma yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata. -Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik. B. Konjungtivitis Vernalis -Konjungtivitis vernalis adalah salah satu bentuk dari konjungtivitis yang disebabkan oleh faktor alergi, disamping juga dipengaruhi oleh faktor, yakni; iklim, usia, dan jenis kelamin.penyakit ini biasanya mengenai pasien muda antara 3-25 tahun. -Pada laki-laki biasanya dimulai pada usia dibawah 10 tahun. -Pada umumnya penderita konjungtivitis vernalis mengeluh gatal, mata merah, dan mengeluarkan sekret atau kotoran. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. >Gejala: -Mata terasa kasar dan gatal, merah dan mungkin berair. Kelopak mata mungkin menempel sewaktu bangun tidur. Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. -Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi. -Gejala lainnya adalah: -mata berair-mata terasa nyeri-mata terasa gatal-pandangan kabur-peka terhadap cahaya-terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari. >Masa Inkubasi: Waktu terekspos sampai kena penyakit 1-3 hari. >Pencegahan: -Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya dengan bersih. -Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit. -Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya. -Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya 2. CHALAZION -Kalazion disebut juga meibomian gland lipogranuloma, yaitu kista di kelopak mata disebabkan oleh inflamasi akibat adanya pembuntuan dari kelenjar meibom, biasanya terjadi di kelopak mata bagian atas. -Kalazia berbeda dengan Hordeolum  subacute dan biasanya berupa nodul yang tidak sakit, biasanya di dalam kelopak mata. -Kalazion  pembesaran nodulnya lambat, disebabkan karena inflamasi dan obstruksi dari kelenjar sebasea. -Jika Kalazia terjadi secara berulang maka perlu dievaluasi sebagai keganasan. >Patofisiologi: Terjadi karena adanya pembuntuan dari kelenjar meibom dan sebasea sehingga terjadi akumulasi sekresi  reaksi jaringan granulasi dan inflamasi kronik  edema, membesar, tidak begitu sakit, akut dibanding Hordeolum. >Pemeriksaan Fisik: -Pembengkakan kelopak mata, terdapat nodul, tidak merah, tidak fluktuatif, tidak nyeri, tidak tahan terhadap cahaya. -Di dalam kelopak mata terdapat gambaran nodul diameter ± 7-8 mm. -Konjungtiva kadang kemerahan. >Penyebab -Pembuntuan disebabkan karena: *Higiene kelopak mata yang buruk *Seborrhea *Acne rosacea *Chronic blepharitis (peradangan pada kelopak mata, biasanya pada folikel rambut dari bulu mata) *Konsentrasi lemak darah yang tinggi (pembuntuan kelenjar sebasea) *Leishmaniasis *TB *Immunodeficiency *Viral infection *Carcinoma 3. HORDEOLUM -Hordeolum adalah infeksi atau inflamasi dari tepi kelopak mata melibatkan folikel bulu mata (hordeolum eksterna) atau melibatkan kelenjar meibom(hordeolum internal). -Gejala: nyeri, kemerahan dan terlokalisasi  edema dari kelopak mata. -Pada hordeolum eksternal: purulen, hordeolum internal: supuratif >Patofisiologi: -Karena infeksi Staphylococcus aureus (pada 90-95% kasus). -An external hordeolum arises from a blockage and infection of Zeiss or Moll sebaceous glands. An internal hordeolum is a secondary infection of meibomian glands in the tarsal plate. Both types can arise as a secondary complication of blepharitis. -Untreated, the disease may spontaneously resolve or it may progress to chronic granulation with formation of a painless mass known as a chalazion. Chalazia can be quite large and can cause visual disturbance by deforming the cornea. -Generalized cellulitis of the eyelid may occur if an internal hordeolum is untreated. -Most morbidity is secondary to improper drainage. Proper technique and drainage precautions are described in Treatment. -Patients usually complain of a localized painful swelling on one eyelid. -In some cases, the complaint may start as a generalized edema and erythema of the lid that later becomes localized. -A history of similar problems is common. -Constitutional signs and symptoms are inconsistent with a hordeolum diagnosis. In extreme cases, the infection can spread to involve the entire lid and even the periorbital tissues. Such cases do not respond to normal hordeolum management and must be managed as periorbital cellulitis. >Pemeriksaan Fisik: -Completely examine the area around the orbit, the eye, and the conjunctival surface. Carefully inspect the underside of the eyelid to avoid missing an internal hordeolum. -Examination reveals a localized tender area of swelling with a pointing eruption either on the internal or on the external side of eyelid. See the images below. -Occasionally, the hordeolum points on both sides. -Infection of conjunctiva is a common secondary finding. -Examination of preauricular nodes can help to identify spread of the disease beyond a simple hordeolum. Nodes should not be swollen in patients with a simple hordeolum. -No intraocular pathology should be found. -Presence of fever or distant nodes indicates systemic disease. >Causes: -Staphylococcal organisms are the most common causes of eyelid infections, but other organisms may be involved. -Hordeola are found more frequently in persons who have the following: Diabetes -Other debilitating illness -Chronic blepharitis -Seborrhea -High serum lipids (High lipid levels increase the blockage rate of sebaceous glands, but lowering of serum lipid levels in these patients has not decreased frequency of recurrence.) 4. KERATITIS Keratitis is a condition in which the eye's cornea, the front part of the eye, becomes inflamed. The condition is often marked by moderate to intense pain and usually involves impaired eyesight. May cause feelings of scratching each time individual blinks eye >Causes: Keratitis has multiple causes, one of which is an infection of a present or previous herpes simplex virus secondary to an upper respiratory infection, involving cold sores. >Pathogens -Amoebic keratitis. Amoebic infection of the cornea is the most serious corneal infection, usually affecting contact lens wearers.[2] It is usually caused by Acanthamoeba. On May 25, 2007, the CDC issued a health advisory due to increased risk of Acanthamoeba keratitis (AK) associated with use of Advanced Medical Optics (AMO) Complete Moisture Plus Multi-Purpose eye solution.[3] -Bacterial keratitis. Bacterial infection of the cornea can follow from an injury or from wearing contact lenses. The bacteria involved are Staphylococcus aureus and for contact lens wearers, Pseudomonas aeruginosa. Pseudomonas aeruginosa contains enzymes that can digest the cornea.[4] -Fungal keratitis (cf. Fusarium, causing recent incidences of keratitis through the possible vector of Bausch & Lomb ReNu with MoistureLoc contact lens solution) -Viral keratitis -Herpes simplex keratitis (dendritic keratitis). Viral infection of the cornea is often caused by the herpes simplex virus which frequently leaves what is called a 'dendritic ulcer'. -Herpes zoster keratitis -Onchocercal keratitis, which follows O. volvulus infection by infected blackfly bite. These blackfly usually dwell near fast-flowing African streams, so the disease is also called "river blindness".[5] Other -Exposure keratitis — due to dryness of the cornea caused by incomplete or inadequate eye-lid closure. -Photokeratitis — keratitis due to intense ultraviolet radiation exposure (e.g. snow blindness or welder's arc eye.) -Ulcerative keratitis -Contact lens acute red eye (CLARE) — a non-ulcerative sterile keratitis associated with colonization of Gram-negative bacteria on contact lenses. -Severe allergic response may lead to corneal inflammation and ulceration (i.e. vernal keratoconjunctivitis).[6] -Feline eosinophilic keratitis — affecting cats and horses; possibly initiated by feline herpesvirus 1 or other viral infection.[7] 5. GLAUKOMA -Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. -Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati. >Faktor risiko: -Glaukoma bisa menyerang siapa saja. Deteksi dan penanganan dini adalah jalan satu-satunya untuk menghindari kerusakan penglihatan serius akibat glaukoma. Bagi Anda yang berisiko tinggi disarankan untuk memeriksakan mata Anda secara teratur sejak usia 35 tahun. -Faktor risiko: *Riwayat glaukoma di dalam keluarga. *Tekanan bola mata tinggi *Miopia (rabun jauh) *Diabetes (kencing manis) *Hipertensi (tekanan darah tinggi) *Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk) *Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya *Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama *Lebih dari 45 tahun >Jenis-jenis glaukoma: -Glaukoma Sudut-Terbuka Primer (Primary Open-Angle Glaucoma) Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga risiko tinggi bila ada riwayat dalam keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen. :Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini. Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut (Acute Angle-Closure Glaucoma) -Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat. Bila Anda merasakan gejala-gejala tersebut segera hubungi dokter spesialis mata Anda. -Glaukoma Sekunder (Secondary Glaukoma) Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut Glaukoma Kongenital (Congenital Glaukoma) -Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya. >Gejala: -Gejala yang dirasakan pertama kali antara lain : bila memandang lampu neon/sumber cahaya maka akan timbul warna pelangi di sekitar neon tersebut, mata terasa sakit karena posisi mata dalam keadaan membengkak, penglihatan yang tadinya kabur lama kelamaan akan kembali normal, rasa ingin mengedip terus-menerus dengan menekan kedipan berlebihan. -Hal inilah yang membuat para penderita glaukoma tidak menyadari bahwa ia sudah menderita penyakit mata yang kronis. -Penyakit mata glaukoma ini dapat diderita kedua mata dari si penderita dan jalan satu-satunya untuk mengatasi penyakit ini adalah dengan operasi. 6. PENYAKIT MATA LAIN -Miopi Miopi yakni seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh. Biasanya terjadi pada pelajar dapat dibantu dengan kacamata berlensa cekung. -Hipermetropi yaitu seseroang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat dari mata. Dapat dibantu dengan kacamata berlensa cembung. -Presbiopi Presbiopi adalah seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat maupun berjarak jauh.Dapat dibantu dengan kacamata berlensa rangkap. Biasa terjadi pada lansia. -Astigmatis = ketidakaturan lengkung - lengkung permukaan bias mata yang berakibat cahaya tidak fokus pada satu titik retina(bintik kuning). Dapat dibantu dengan kacamata slinder/Operasi refraktif. -Rabun senja Rabun senja adalah penyakit mata yang disebabkan karena mata kekurangan vitamin A. Penderita biasanya tidak bisa melihat pada saat sore hari saja. -Trakoma (menular) Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang berkembang biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular. Penyakit ini sering menyerang anak-anak, khususnya di negara berkembang. Memiliki gejala : mata memerah, mengeluarkan kotoran, pembengkakan kelopak mata dan kelenjar getah bening dan kornea terlihat keruh. -Blefaritis *Peradangan yang terjadi pada kelopak mata akibat produksi minyak berlebihan dan berasal dari lapisan mata. Gejala: mata merah, panas, nyeri, gatal, berarti, terdapat luka di bagian kelopak mata dan membengkak, bahkan rontoknya bulu mata. *Dakrosistitis *Penyakit mata yang disebabkan penyumbatan pada duktus nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung). Penyumbatan disebabkan alergi sehingga menyebabkan infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah dan bengkak, bisa mengeluarkan nanah dan mengalami demam. -Ulkus Kornea (UK) *Infeksi pada kornea bagian luar dan biasanya terjadi akibat jamur, virus, protozoa, atau beberapa jenis bakteri seperti stafilokokus, pseudomonas atau pneumokukus. Awalnya bisa karena kelilipan atau tertusuk benda asing. Penyakit ini bisa terjadi di seluruh permukaan kornea sampai bagian dalam dan belakang kornea. Ketika penyakit ini memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak iris (Selaput pelangi) dan kerusakan mata. Memiliki gejala mata merah, gatal, berair, nyeri, muncul kotoran mata, peka pada cahaya, terdapat bintik nanah warna kuning keputihan pada bagian kornea, dan gangguan penglihatan. *Penanganan: Perlu melakukan pemeriksaan seperti tes refraksi, tes air mata, pengukuran kornea,dan tes respons refleks pupil. UK tingkat ringan dapat ditangani dengan tetes mata mengandung antibiotika, antivirus atau antijamur. Jika berat mungkin memerlukan pembedahan untuk pencangkokan kornea. 7. KATARAK -Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusinya, bervariasi sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total dan menghalangi jalan cahaya. dalam perkembangan katarak yang terkait dengan usia penderita dapat menyebabkan penguatan lensa, menyebabkan penderita menderita miopi, menguning secara bertahap dan keburaman lensa dapat mengurangi persepsi akan warna biru. Katarak biasanya berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan dan berpotensi membutakan jika tidak diobati. Kondisi ini biasanya memengaruhi kedua mata, tapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari yang lain. -Sebuah katarak senilis, yang terjadi pada usia lanjut, pertama kali akan terjadi keburaman dalam lensa, kemudian pembengkakan lensa dan penyusutan akhir dengan kehilangan transparasi seluruhnya. Selain itu, seiring waktu lapisan luar katarak akan mencair dan membentuk cairan putih susu, yang dapat menyebabkan peradangan berat jika pecah kapsul lensa dan terjadi kebocoran. bila tidak diobati, katarak dapat menyebabkan glaukoma. >Gejala: -Penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman pengelihatan berkurang, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna bayangan dan visi kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata. Tes sensitivitas kontras harus dilakukan dan jika kekurangan sensitivitas kontras terlihat makan dianjurkan untuk konsultasi dengan spesialis mata. -Di dunia berkembang, khususnya di kelompok berisiko tinggi seperti penderita diabetes, disarankan untuk mencari konsultasi medis jika 'halo' yang terjadi disekitar lampu jalan di malam hari, terutama jika fenomena ini tampak hanya dengan satu mata. -Gejala-gejala katarak sangat mirip dengan gejala citrosis mata. >Penyebab: -lampu celah foto pemburaman kapsuler anterior terlihat beberapa bulan setelah implantasi lensa intraokular di mata, gambar diperbesar -Katarak berkembang karena berbagai sebab, seperti kontak dalam waktu lama dengan cahaya ultra violet, radiasi, efek sekunder dari penyakit seperti diabetes dan hipertensi, usia lanjut, atau trauma(dapat terjadi lebih awal), mereka biasanya akibat denaturasi dari lensa protein. faktor-faktor genetik sering menjadi penyebab katarak kongenital dan sejarah keluarga yang positif juga mungkin berperan dalam predisposisi seseorang untuk katarak pada usia lebih dini, fenomena "antisipasi" dalam katarak pra-senilis. -Katarak juga dapat diakibatkan oleh cedera pada mata atau trauma fisik. Sebuah studi menunjukan katarak berkembang di antara pilot-pilot pesawat komersial tiga kali lebih besar dari pada orang-orang dengan pekerjaan selain pilot. Hal ini diduga disebabkan oleh radiasi berlebihan yang berasal dari luar angkasa. Katarak juga biasanya sering terjadi pada orang yang terkena radiasi inframerah, seperti para tukang (meniup)kaca yang menderita "sindrom Pengelupasan". Eksposur terhadap radiasi gelombang mikro juga dapat menyebabkan katarak. Kondisi atopik atau alergi yang juga dikenal untuk mempercepat perkembangan katarak, terutama pada anak-anak. -Katarak dapat terjadi hanya sebagian atau penuh seluruhnya, stasioner atau progresif, keras atau lembut. -Beberapa obat dapat menginduksi perkembangan katarak, seperti kortikosteron dan Seroquel.

Senin, 21 Oktober 2013

Bahaya Rokok

  • Gambaran Tubuh Seorang Perokok

  • Gambaran Penyakit yang di derita oleh seorang Perokok
  • Zat yang terkandung dalam merokok
1. Nikotin
Zat ini mengandung candu bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk trus menghisap rokok.
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Menyebabkan kecanduan atau ketergantungan merusak jaringan otak
b. Menyebabkan darah cepat membeku
c. Mengeraskan dinding arteri

2. Tar
Bahan dasar pembuatan aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan bisa menimbulkan iritasi bahkan kanker
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Membunuh sel dalam saluran darah
b. Meningkatkan produksi lendir diparu-paru
c. Menyebabkan kanker paru-paru

3. Karbon MonoksidaGas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini bisa mengikat oksigen dalam tubuh.
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen
b. menghalangi transportasi dalam darah

4. Zat Karsinogen
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh

5. Zat Iritan
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Mengotori saluran udara dan kantung udara dalam paru-paru
b. Menyebabkan batuk.

Sebagaimana kita ketahui zat-zat asing berbahaya yang dihisap oleh perokok tersebut adalah zat yang terkandung dalam dalam asap rokok dan ada 4000 zat kimia yang terdapat dalam sebatang rokok, 40 diantaranya tergolong zat yang berbahaya misalnya : hidrogen sianida (HCN) , arsen, amonia, polonium, dan karbon monoksida (CO). Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas 85 % dan partikel

  • Bahaya Yang di Timbulkan akibat merokok

Bahaya dan Akibat Merokok Bagi Kesehatan

1. Bahaya merokok pada perokok aktif dan pasif
Besarnya bahaya merokok sebenarnya bukan tidak disadari oleh para perokok, karena pada setiap bungkus rokok kini terdapat peringatan wajib dari pemerintah yang berbunyi: “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN.” Tetapi, seringkali kuatnya ketergantungan terhadap rokok membuat orang tidak mau berhenti mengisapnya. Menurut penelitian, ternyata yang akan menerima efek negatif dari rokok tersebut bukan hanya perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan menerima akibat negatif dari rokok tersebut. Dan justru efek yang diterima oleh perokok pasifakan jauh lebih berbahaya lagi ketimbang perokok aktifnya.

Adapun beberapa bahaya dan akibat yang di timbulkan oleh rokok bagi kesehatan tubuh antara lain :
a. Kanker Paru
Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal. Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan meninggal akibat kanker paru.

b. Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok. Studi menemukan kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok menjadi karsinogen yang mengarah pada kanker kandung kemih.

c. Kanker Payudara
Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara. Hasil studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun dan 5 tahun sebelum ia hamil pertama kali berisiko lebih besar terkena kanker payudara.

d. Kanker Serviks
Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok. Hal ini karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus menular seksual.

e. Kanker Kerongkongan
Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus sehingga menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80 persen kasus kanker esofagus telah dikaitkan dengan merokok.

f. Kanker Pencernaan
Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa asap yang tertelan sehingga meningkatkan risiko kanker gastrointestinal (pencernaan).

g. Kanker Ginjal
Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan tembakau akan masuk ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia berbahaya lainnya seperti karbonmonoksida dan tar menyebabkan perubahan denyut jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah. Karsinogen yang disaring keluar dari tubuh melalui ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak sel-sel ginjal. Perubahan ini mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu kanker.

h. Kanker Mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih besar.

i. Kanker Tenggorokan
Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok.

j. Serangan Jantung
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak. Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan serangan jantung.

k. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus.

l. Aterosklerosis
Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa disebabkan oleh penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya jaringan parut dan penebalan arteri yang menyebabkan arterosklerosis.

m. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat seseorang sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh rokok. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat kerusakan pada kantung udara atau alveoli) dan bronkitis kronis (batuk dengan banyak lendir yang terjadi terus menerus selama 3 bulan).

n. Impotensi
Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini karena merokok bisa merusak pembuluh darah, nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah ke penis. Jika seseorang sudah mengalami impotensi, maka bisa menjadi peringatan dini bahwa rokok sudah merusak daerah lain di tubuh.

o. Gangguan medis lainnya
Beberapa gangguan medis juga bisa disebabkan oleh rokok seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), gangguan kesuburan, memperburuk asma dan radang saluran napas, berisiko lebih tinggi mengalami degenerasi makula (hilangnya penglihatan secara bertahap), katarak, menjadi lebih sering sakit-sakitan, menimbulkan noda di gigi dam gusi, mengembangkan sariawan di usus serta merusak penampilan.


2. Bahaya asap rokok bagi ibu hamil, janin dan bayi
Selain bagi perokok pasif yang dalam keadaan normal, asap rokok lebih berbahaya bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Akibat dari asap rokok tersebut antara lain:
a. Keguguran pada janin yang dikandung
b. Kematian janin di dalam kandungan
c. Pendarahan pada plasenta dan terjadi pembesaran lebih dari 30 persen
d. Berat badan janin berkurang sekitar 20-30 persen dari normal
e. Bayi yang lahir prematur dalam keadaan kesehatan yang tidak stabil

3.Asap rokok lebih berbahaya lagi jika dihisap oleh bayi, akibatnya adalah:
a. Mengalami gangguan dan penyakit pernafasan
b. Terganggunya perkembangan kecerdasan anak, baik motorik maupun kognitif
c. Terjangkitnya penyakit telinga
d. Bisa meningkatkan resiko penyakit leukimia sebanyak dua kali lipat
e. Meningkatkan resiko kanker otak hingga 22 persen
f. Bayi akan lebih mudah lelah karena oksigen yang tidak terserap sempurna
g. Sindrom kematian secara mendadak


4. Bahaya merokok untuk anak usia sekolah
Kita dapat menemui di jalan-jalan, baik di kota besar dan kota kecil dimana para pelajar dengan santainya merokok seolah itu bukan perbuatan yang buruk. Anda dapat menemukan mereka di berbagai tempat, seperti kafe, terminal, kendaraan umum atau bahkan di sekitar sekolah mereka sendiri. Orang yang mengerti dan sadar tentang kesehatan pastinya akan prihatin dengan keadaan seperti ini. Merokok itu jelas merugikan kesehatan, namun selain itu ada kerugian lainnya, yakni masalah ekonomi. Para pelajar pada umumnya adalah orang-orang yang masih tergantung secara ekonomi kepada orang tua. Hal ini tentu saja akan menambah berat beban yang harus ditanggung orang tua. Terlebih saat ini banyak juga wanita dan remaja putri yang merokok.

Faktor utama yang menjadi penyebab pelajar merokok adalah lingkungan. Masa remaja yang penuh dengan rasa ingin tahu membuat mereka ingin mencoba banyak hal. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, rokok mengandung nikotin yang mengakibatkan kecanduan. Maka sekali merokok, akan sulit untuk berhenti, kecuali ada kemauan yang keras dan bantuan dari lingkungan. Hal yang kedua ini tentu tidak akan didapatkan ketika para pelajar berada dalam lingkungan perokok. Bahkan banyak diantara para pelajar yang menganggap bahwa pria yang tidak merokok itu tidak jantan. Hal inilah yang menyebabkan para pelajar banyak yang menjadi perokok, dikarenakan rokok merupakan salah satu dari ajang mereka untuk mengaktualisasikan diri mereka. Sebagai simbol bahwa mereka adalah orang gaul dan eksis.

Kerugian Merokok

Rokok adalah silinder yang terbuat dari kertas berukuran panjang sekitar 70 hingga 120 mm dengan berdiameter sekitar 10 mm dan berisi daun tembakau yang telah dicacah. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi). Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.
Menghirup asap rokok orang lain lebih berbahaya dibandingkan menghisap rokok sendiri. Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.
Penyakit yang dapat diderita perokok pasif ini tidak lebih berbahaya dari pada para perokok aktif. Mereka lebih mudah menderita kanker, penyakit jantung paru-paru dan penyakit lainnya yang mematikan. Mereka yang dikelilingi oleh asap rokok akan lebih cepat meninggal dibanding mereka yang hidup dengan udara bersih. Dan angka kematiannya meningkat 15% lebih tinggi.
Konsentrasi zat berbahaya yang berada di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melewati asap rokok perokok aktif tidak terfilter / tersaring. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter / tersaring melalui ujung rokok yang dihisap. “Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan.”
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.

  • Berikut sejumlah zat berbahaya yang terkandung di sebuah batang rokok:
1. Nikotin
Zat ini mengandung candu bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk trus menghisap rokok.
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Menyebabkan kecanduan atau ketergantungan merusak jaringan otak
b. Menyebabkan darah cepat membeku
c. Mengeraskan dinding arteri

2. Tar
Bahan dasar pembuatan aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan bisa menimbulkan iritasi bahkan kanker
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Membunuh sel dalam saluran darah
b. Meningkatkan produksi lendir diparu-paru
c. Menyebabkan kanker paru-paru

3. Karbon Monoksida
Gas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini bisa mengikat oksigen dalam tubuh.
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen
b. menghalangi transportasi dalam darah

4. Zat Karsinogen
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh

5. Zat Iritan
Pengaruh bagi tubuh manusia
a. Mengotori saluran udara dan kantung udara dalam paru-paru
b. Menyebabkan batuk.

Sebagaimana kita ketahui zat-zat asing berbahaya yang dihisap oleh perokok tersebut adalah zat yang terkandung dalam dalam asap rokok dan ada 4000 zat kimia yang terdapat dalam sebatang rokok, 40 diantaranya tergolong zat yang berbahaya misalnya : hidrogen sianida (HCN) , arsen, amonia, polonium, dan karbon monoksida (CO). Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas 85 % dan partikel

  • Berdasarkan penelitian dokter, berbagai jenis kerugian merokok, yaitu:
1. Timbulnya penyakit kanker (kanker darah, kanker otak, kanker kulit)
2. Terjangkitnya penyakit jantung (kelainan jantung)
3. Timbulnya bercak-bercak di paru-paru (paru-paru berlubang)
4. Penyakit ginjal (karena tidak berfungsinya ginjal)
  • KEUNTUNGAN ROKOK :
1. Rokok sangat menguntungkan bagi pemerintah untuk sektor pajak dan cukai.
2. Rokok sangat menguntungkan masyarakat dalam mecari lapangan kerja sehingga terciptalah lapangan kerja untuk rakyat menjadi buruh pabrik rokok dan petani tembakau.

3. Rokok sangat menguntungkan para pedagang dalam hal export rokok keluar negeri.

  • KERUGIAN ROKOK :

1. Kerugian rokok adalah dapat menimbulkan sakit bagi para penggunanya maupun orang yang ada di sekelilingnya. Kerugian rokok dapat menimbulkan sakit kanker, gangguan jantung, gangguan kehamilan, asma dan lain-lain.
2. Kerugian rokok juga adalah mubazir. Mending uang nya di simpan atau di tabungkan daripada untuk beli rokok yang ada manfaatnya buat kesehatan.
3. Kerugian rokok juga adalah mengganggu kenyamanan orang di sekitarnya juga dapat menimbulkan penyakit bagi orang yang tidak merokok

4. Terlihat Lebih Tua
Jika Anda ingin terlihat lebih tua, merokoklah. Nikotin dan asap rokok juara membuat perubahan pada kulit, gigi, dan rambut Anda. Aktivitas ini juga memengaruhi segala sesuatu mengenai kesuburan Anda yang berhubungan dengan kekuatan jantung, paru-paru, dan tulang.

5. Kulit Pucat
Merokok merampas oksigen dan nutrisi dari kulit Anda. Itulah yang menyebabkan mengapa perokok terlihat pucat. "Pada perokok muda, kita biasanya melihat banyak warna kulit yang tidak merata," kata Dermatolog Jonette Keri, MD, dari University of Miami Miller School of Medicine .

6. Kulit Kendur 
Ada lebih dari 4.000 bahan kimia dalam asap tembakau dan banyak dari mereka memicu perusakan kolagen dan elastin. Kedua hal ini adalah serat yang memberikan kulit Anda kekuatan dan elastisitas. Merokok atau bahkan berada di sekitar asap rokok dapat, "menurunkan blok bangunan kulit," kata Keri. Konsekuensinya, termasuk kulit kendur dan keriput.

7. Bercak Kulit
Seiring bertambahnya usia, biasanya di kulit, umumnya wajah dan lengan, mulai keluar bintik-bintik atau bercak berwarna gelap. Selain bisa disebabkan oleh paparan sinar matahari, penelitian menunjukkan perokok lebih rentan memiliki bercak itu.

8. Lengan dan Payudara Melorot 

Merokok tidak hanya merusak penampilan wajah, tapi juga sosok Anda. Seperti, kulit kehilangan elastisitasnya. Ini termasuk pada bagian lengan dalam dan payudara. Para peneliti telah mengidentifikasi bahwa merokoklah yang menyebabkan hal itu.

9. Garis di Sekitar Bibir Ketika Anda mengisap rokok, mulut pasti akan berkerut secara dinamis. Jika dilakukan terus-menerus, bagian di sekitar bibir akan kehilangan elastisitas. Inilah yang dapat menyebabkan garis-garis dalam di sekitar bibir.

10. Gigi dan Gusi Rusak 
Gigi kuning adalah salah satu efek yang paling terkenal dari merokok jangka panjang, tetapi kerusakan gigi tidak berhenti di situ. Orang yang merokok cenderung mengembangkan penyakit gusi, bau mulut persisten, dan masalah kesehatan mulut lainnya. Perokok juga dua kali lebih mungkin kehilangan gigi mereka.

11. Kulit Jari Menguning
Mungkin Anda akan merasa seksi ketika rokok bertengger di antara jari-jari Anda? Perhatikan dengan seksama, para perokok aktif biasanya memiliki noda kuning pada ujung jari dan kukunya. Kabar baiknya, noda ini cenderung memudar seiring Anda berhenti merokok.

12. Rambut Rontok
Baik pria maupun wanita rambutnya cenderung menipis seiring bertambahnya usia. Namun yang perlu Anda tahu, merokok dapat mempercepat proses ini. Beberapa penelitian menunjukkan, orang yang merokok lebih mungkin mengalami kebotakan. Para peneliti di Taiwan bahkan telah mengidentifikasi merokok sebagai faktor risiko yang jelas untuk pola kebotakan pola pria di Asia.

13. Katarak
Mata sangat rentan terhadap jangkauan tembakau. Jika terlalu sering terpapar asap rokok, mata lebih mungkin katarak, yaitu daerah berawan pada lensa mata yang membuat cahaya dari mencapai retina.

14. Psorias
Psoriasis adalah suatu kondisi kronis pada kulit yang ditandai dengan penebalan dan bercak bersisik. Biasanya sering terjadi di lutut, siku, kulit kepala, tangan, kaki, atau punggung. Bercak bisa berwarna putih, merah, atau perak. Studi terbaru menunjukkan, perokok memiliki risiko lebih besar terkena psoriasis.

15. Mata Keriput
Panas dari pembakaran rokok dapat menyipitkan mata untuk menjaga asap masuk ke dalam mata. Sementara itu, bahan kimia dari inhalasi tembakau menyebabkan kerusakan internal ke struktur kulit dan pembuluh darah di sekitar mata Anda.

16. Tulang Rapuh
Merokok meningkatkan risiko mengembangkan lemah tulang atau osteoporosis. Kondisi ini meningkatkan risiko untuk patah tulang termasuk tulang belakang, menyebabkan tulang mengurva dan kifosis (bungkuk).

  • KEUNTUNGAN BERHENTI MEROKOK
Merokok memang buruk bagi kesehatan. Namun belum terlambat untuk berhenti. Anda bahkan bisa banyak dapat keuntungan bagi kesehatan jika berhenti merokok. Apa saja? Simak selengkapnya seperti yang dilansir dari National Health Service berikut ini.
a. Seks yang lebih baik
Berhenti merokok membuat peredaran darah kembali mengalir lebih lancar. Jika pria berhenti merokok, mereka bisa berereksi lebih dahsyat, sementara wanita mampu meraih orgasme secara maksimal. Kehidupan seks pun terasa lebih baik.


b. Meningkatkan kesuburan
Pada umumnya para perokok mengalami masalah ketidaksuburan. Namun jika kebiasaan tersebut dihentikan, kesempatan untuk memiliki anak semakin besar. Lagipula, merokok bukan hanya akan menyakiti diri sendiri, tetapi juga anggota keluarga lain termasuk calon bayi.

c. Gigi lebih putih
Rokok biasanya membuat warna gigi jadi kuning. Demi mengembalikan warna gigi menjadi putih kembali, kebiasaan merokok perlu dihentikan. Bukan cuma itu, berhenti merokok juga akan membuat napas lebih segar.


d. Bernapas lebih baik
Seseorang mampu bernapas secara maksimal dan jarang batuk setelah menghentikan kebiasaan merokoknya. Sebab kapasitas paru-paru untuk menampung udara biasanya habis akibat kebiasaan mengisap rokok.


e. Panjang umur
Kebanyakan orang yang merokok meninggal lebih muda akibat beberapa penyakit seperti kanker paru-paru, bronkitis akut, sampai serangan jantung. Jika kebiasaan dihentikan, kesempatan hidup panjang umur pun bisa didapatkan.


f. Menurunkan stres
Banyak orang bilang mereka merokok karena stres. Padahal menurut penelitian, kadar hormon stres pada diri para perokok relatif tinggi. Jadi ketika kebiasaan merokok dihentikan, artinya risiko stres juga ikut diturunkan.


g. Kulit terlihat lebih muda
Banyak orang memutuskan untuk berhenti merokok karena wajahnya terlihat keriput. Hal itu memang benar, sebab merokok memang membuat wajah cepat tua. Jika tak ingin hal serupa terjadi dan berharap kulit terlihat lebih muda, maka segera hentikan kebiasaan merokok.


h. Memperbaiki indra perasa dan pencium
Menghentikan kebiasaan merokok mampu membuat indra perasa dan pencium bekerja dengan lebih baik. Sebab lidah dan hidung bebas dari mati rasa akibat terlalu lama terkontaminasi oleh racun rokok.


i. Lebih berenergi
Antara dua sampai 12 minggu setelah berhenti merokok, sirkulasi dalam tubuh bekerja dengan lebih baik. Hal itu membuat segala aktivitas, seperti berjalan kaki, naik tangga atau berlari, menjadi lebih mudah untuk dilakukan.


j. Menyehatkan orang sekitar
Dengan berhenti merokok, artinya Anda juga melindungi orang-orang terkasih yang berada di sekitar. Pasalnya meskipun cuma jadi perokok pasif, orang-orang seperti itu juga memiliki risiko serangan berbagai penyakit yang cukup tinggi.


Demikian berbagai keuntungan berhenti merokok bagi kesehatan. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo berhenti merokok mulai sekarang!

Sabtu, 19 Oktober 2013

ASPEK HUKUM INFORMASI KESEHATAN

Dan Implementasi Undang-Undang Praktik Kedokteran

Ketentuan yang berkaitan dengan masalah rekam medis


Dalam UU No 29/2004 terdapat beberapa ketentuan yang berhubungan dengan penyelenggaraan rekam medis, yaitu tentang Standar Pelayanan, Persetujuan Tindakan Kedokteran, Rekam medis, Rahasia Kedokteran dan Kendali mutu dan kendali biaya. Sebagian besar ketentuan hukum tersebut adalah ketentuan yang telah diterbitkan dalam bentuk peraturan perundangundangan lain. Di bawah adalah ketentuan tersebut:

1. Pasal 44 ayat (1) menyatakan bahwa “dokter dan dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran dan kedokteran gigi”.

2. Pasal 45 ayat (5) menyatakan bahwa “setiap tindakan kedokteran dan kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan”

3. Pasal 46 ayat (1) menyatakan bahwa “setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis”.

4. Pasal 46 ayat (2) menyatakan bahwa “rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan”

5. Penjelasan pasal 46 ayat (3) menyatakan bahwa : “yang dimaksud dengan petugas adalah dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tandatangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi (personal identification number)

6. Pasal 47 ayat (2) menyatakan bahwa “rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan”.

7. Pasal 49 ayat (2) menyatakan bahwa “dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan audit medis”, dengan penjelasan bahwa “yang dimaksud dengan audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis”.

8. Pasal 79 menyatakan bahwa “Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000.00 (lima puluh juta rupiah) setiap dokter dan dokter gigi yang (b) dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1)”

Memang masih banyak ketentuan hukum lain di dalam UU no 29/2004 di bidang pelayanan rekam medik yang juga penting, namun uraian ayat-ayat di atas sangat berkaitan dengan kelengkapan pengisian rekam medis yang saat ini sedang dijadikan isu utama.

Permenkes 749a tahun 1989 tentang Rekam medis dalam pasal 15 dan 16 menyebutkan butir-butir minimal yang harus dimuat dalam rekam medis, misalnya untuk pasien rawat inap setidaknya memuat informasi tentang identitas pasien, anamnesis, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan, diagnosis, persetujuan tindakan medik, catatan perawatan, catatan observasi klinis dan hasil pengobatan dan resume akhir dan evaluasi pengobatan. Sayang sekali bahwa format dan seberapa jauh “kelengkapan” isi rekam medis tidak atau belum diuraikan disuatu peraturan pun.

Kewajiban pengadaan rekam medis

Kewajiban pengadaan rekam medis bagi setiap sarana pelayanan kesehatan sudah diberlakukan sejak 1989 melalui permenkes no 749a, termasuk ke dalamnya adalah pengisian rekam medis dengan akurat, lengkap dan tepat waktu. Namun demikian sanksi administratif yang diberlakukan pada Permenkes diubah menjadi sanksi pidana pada UU Praktik Kedokteran. Harapan pembuat UU adalah agar para klinisi menjadi lebih bertanggungjawab dalam mengisi rekam medis.

Dokter yang merawat pasien bertanggungjawab atas kelengkapan dan keakurasian pengisian rekam medis. Di dalam praktik memang dapat saja pengisian rekam medis dilakukan oleh tenaga kesehatan lain (perawat, asisten, residen, co-ass), namun dokter yang merawat pasienlah yang memikul tanggungjawabnya. Perlu diingat bahwa kelengkapan dan keakuratan isi rekam medis sangat bermanfaat, baik bagi perawatan dan pengobatan pasien, bukti hukum bagi rumah sakit dan dokter, maupun bagi kepentingan penelitian medis dan administratif.

Petugas rekam medis atau profesional manajemen informasi kesehatan wajib berupaya untuk memastikan bahwa pendokumentasian dilakukan dengan baik, pengkodean dilakukan dengan benar, menyampaikan informasi kesehatan hanya dengan prosedur yang sah, mengolah data rekam medis dengan baik, memanfaatkan data rekam medis untuk kepentingan pengendalian mutu layanan kesehatan, dan menyadari bahwa komputerisasi rekam medis sangat membantu segala upaya pengelolaan tetapi memiliki dampak lebih terbuka sehingga aspek kerahasiaan menjadi tertantang.

Dokumentasi yang dianggap tidak dapat diterima adalah melakukan pencatatan mundur dan pengubahan catatan disesuaikan dengan hasil layanan yang terjadi. Fraud dan abuse di bidang pendokumentasian dan pengkodean harus bisa dicegah, seperti mengkode sedemikian rupa agar pembayaran menjadi lebih besar, misrepresentasi atau untuk tujuan menghindari konflik.
  

PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

· Kepmenkes 1475 th.2003 tentang standar pelayanan minimal bid.Kesehatan—Kep.Men PAN No.135 tentang Jabatan Fungsional—Permenkes RI No.269 th. 2008—PP No.16 th 1994 tentang Jabatan Fungsional—UU No.29 th 2004 tentang praktek kedokteran—UU No.23 th 1992 tentang kesehatan—Kepmenkes : 377/Menkes/SK/II/2007 tentang standar kompetensi Perekam Medis—DASAR HUKUM 

· TUJUAN Meningkatkan kualitas tenaga Perekam Medis sesuai standar kompetensi dan etika profesi dalam manajemen informasi kesehatan yang handal di sarana pelayanan kesehatan indonesia—

PENGERTIAN REKAM MEDIS adalah berkas yg berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Kep.Menkes 269 th. 2008)— 

· BATASAN DAN RUANGLINGKUP Ruang lingkup. Mengumpulkan, mengintegrasikan, menganalisa data pel.kes primer dan skunder, menyajikan dan mendesiminasi informasi. Menata sumber informasi bagi kepentingan riset, perencanaan, monitoring dan evaluasi pel.kes.b. Membuat standar dan pedoman manajemen informasi kesehatan meliputi aspek legal dengan unsur keamanan, kerahasiaan, sekuritas, privasi serta integritas datac. Manajemen operasional unit kerja MIK, dibagi berdasarkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menjalankan MIK.

· BENTUK PELAYANAN
1. Pelayanan RM berbasis kertas
2. Pel.RM manual dan registrasi komputerisasi
3. Pel. MIK terbatas
4. Pel. Sistem Informasi Terpadu
5. Pel MIK dgn Rekam Kesehatan Elektronik 

· KOMPETENSI PEREKAM MEDIS
1. Klasifikasi & kodifikasi Penyakit / Tindakan
2. Aspek Hukum Rekam Medis & Etika Profesi
3. Manajemen Rekam Medis & Informasi Kesehatan
4. Menjaga dan Meningkatkan Mutu Rekam Medis & Informasi Kesehatan
5. Statistik Kesehatan
6. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis
7. Kemitraan Profesi 

· KUALIFIKASI DAN KODEFIKASI PENYAKIT, MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DAN TINDAKAN MEDIK
1. Menentukan kode diagnose sesuai ICD-10
2. Mengumpulkan kode diagnose pasien dan sistem pengolahan utk kebutuhan analisis
3. Mengkalsifikasi data penyakit utk kepentingan informasi morbiditas.
4. Menyajikan lap.morbiditas utk kepentingan monitoring KLB
5. Mengolah indek penyakit dan tindakan medis guna kepentingan laporan
6. Menjamin validitas data utk tregidtrasi penyakit
7. Mengembangkan dan mengimplementasikan petunjuk standar koding dan pendokumentasian 

· ASPEK HUKUM DAN ETIKA PROFESI
1. Memfasilitasi pelepasan informasi kesehatan kepada pasien maupun pihak ketiga
2. Menyiapkan informasi pasien kepada pihak yang berhak.
3. Menjaga keamanan alur permintaan informasi kesehatan pasien.
4. Memelihara kerahasian informasi pasien
5. Mengidentifikasi resiko tinggi dlm kerahasiaan infokes. 
6. Mengevaluasi faktor resiko dlm pendokumentasian dan kerahasiaan infokes.
7. Melaksanakan kebijakan dan prosedur akses dlm pelepasan infokes.
8. Melaksanakan kebijakan dan prosedur terkait dgn peraturan dokumentasi.
9. Mengkoordinasikan kegiatan komite keamanan informasi kesehatan
10. Membuat pedoman training, peraturan dan prosedur yg terkait dgn informasi pelayanan pasien 

· MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
1. Meregristasi semua kunjungan di fasilitas pel.kes
2. Memberikan nomor RM secara berurutan dan sistematis.
3. Menulis nama pasien dengan baik dan benar
4. Membuat indeks pasien
5. Menyusun (assembling) rekam medis dgn baik. 
6. Menganalisa RM secara kuantitatif dengan tepat.
7. Menganalisa RM secara kualitatif guna konsistensi dan mutu RM
8. Menyimpan RM berdasarkan sistem yang diterapkan.
9. Mengambil kembali RM yg dibutuhkan dgn cepat guna asuhan pasien.
10. Melakukan penyusutan (retensi) RM
11. Mendesain formulir RM 

· MENJAGA MUTU REKAM MEDIS
1. Melaksanakan program kegiatan menjaga mutu RM
2. Melakukan pemeriksaan ulang RM
3. Melakukan analisis SWOT
4. Menyelenggarakan kegiatan yg merupakan prioritas sasaran mutu pel.RM
5. Melakukan penilaian dan memberikan solusi thd sistem komputerisasi Pel.MIK 
6. Mempersiapkan laporan untuk badan akreditasi
7. Memonitor kesesuaian kebijakan dan prosedur agar tetap relevan dgn manajemen data klinik
8. Meningkatan kualitas data klinik dalam proses menjaga mutu RM 

· STATISTIK KESEHATAN. 
1. Mengidentifikasi informasi yg dibutuhkan
2. Mendesain formulir utk tahap pengumpulan data
3. Mengumpulkan data utk manajemen mutu, penggunaan, resiko dan penelitian yg berhubungan dgn asuhan pasien
4. Mengolah data utk keperluan laporan
5. Melakukan analisa statistik sederhana
6. Presentasi data dan laporan ke berbagai pihak. 
7. Menggunakan aplikasi komputer utk pengumpulan, pengolahan dan penyajian laporan.
8. Memberi kontribusi penggunaan fungsi data klinik.
9. Mengumpulkan dan menganalisa data utk proyek riset
10. Menjaga konsistensi data
11. Monitoring pelaksanaan kebijakan dan prosedur manajemen sumber data organisasi
12. Mengelola kualitas data di sarana pel.kes. 

· MANAJEMEN UNIT KERJA MIK/RM
1. Memprediksi kebutuhan informasi
2. Merencanakan trategis goal dan objektif utk area tg.jawabnya
3. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana
4. Menyusun anggaran
5. Menggunakan anggaran
6. Menerapkan program orientasi dan latihan staf
7. Menyusun kebijakan dan prosedur tentang sistem MIK/RM
8. Mengembangkan kebijakan dan prosedur tentang MIK/RM 
9. Mengimplementasi kebijakan dan prosedur tentang MIK/RM
10. Mengevaluasi kebijakan dan prosedur tentang MIK/RM
11. Menyusun analisa jabatan dan uraian tugas perekam medis.
12. Menyusun kebijakan dan prosedur antar unit kerja tentang arus informasi setempat
13. Mengembangkan sistem MIK/RM
14. Memecahkan masalah pengembangan, solusi, pembuatan keputusan dan rencana strategi utk unit kerja MIK/RM
15. Menyajikan informasi hasil kerja penyelenggaraan MIK/RM
16. Memonitor keadaan staf.
17. Melaksanakan dokumentasi utk kerja MIK/RM
18. Meningkatkan pel.Prima
19. Menyiapkan profil RS
20. Mengoperasikan kompouter guna penyelenggaraan sistem MIK/RM 

· KEMITRAAN PROFESI
1. Melaksanakan komunikasi efektif dgn semua tingkatan
2. Mengikuti berbagai kegiatan sosialisasi antar profesi kesehatan
3. Memberikan informasi database MIK dgn efisien dan efektif
4. Mengidentifikasi kebutuhan informasi bagi pelanggan
5. Melaksanakan komunikasi dengan teknologi mutakir.
6. Melaksanakan negosiasi dlm advokasi tentang pel MIK/RM
7. Memberikan konsultasi dlm pengelolaan informasi kesehatan sesuai dgn wewenang dan tg.jawab
8. Menjalin kerjasama dgn bag sistem informasi RS
9. Memberi konsultasi pendidikan dan latihan bagi pengguna layanan informasi

Sejarah dan definisi rekam medis

Sejarah Rekam Medis

         Sejarah rekam medis di mulai pada zaman batu (paleolithic) lebih kurang 2500SM dengan ditemukannya lukisan purba tentang trephinasi dan amputasi didinding gua di Spanyol, hal ini menunjukkan bahwa sejak zaman pra sejarah praktik rekam medis dilakukan bersamaan dengan praktik kedokteran
(DepKes RI, 1997: 1).

         Praktik kedokteran secara ilmu pengetahuan modern dimulai sejak zaman Hipocrates pada 460SM. Hipocrates sebagai bapak ilmu kedokteran banyak menulis tentang pengobatan, observasi penelitian yang cermat dan sampai saat ini dianggap benar. Hasil pemeriksaan pasiennya (rekam medis) hingga kini masih dapat dibaca oleh para dokter sehingga kecermatan cara kerja Hipocrates dalam pengelolaan rekam medisnya sangat menguntungkan para dokter sekarang
(DepKes, 1997: 2).

         Pada tahun 1137, rekam medis pertama kali dilaksanakan di Rumah Sakit St. Bathelomew di London. Di Indonesia, kegiatan pencatatan mulai dilakukan pada masa pra kemerdekaan, hanya saja masih belum dilaksanakan dengan baik, penataannya mengikuti sistem informasi yang benar. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1960, kepada semua petugas kesehatan diwajibkan untuk menyimpan rahasia kedokteran, termasuk berkas rekam medis.Kemudian pada tahun 1972 dengan surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis kesehatan. Pada bab I pasal 3 menyatakan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk (master plan) yang baik, maka setiap rumah sakit :
a. Mempunyai dan merawat statistik yang terkini.
b. Membuat rekam medis yang berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

           Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar penyelenggaraan rekam medis dapat berjalan dengan baik di institusi pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Kurun waktu 1972-1989 penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit belum berjalan sebagaimana yang diharapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 749a/MENKES/PER/XV/1989 tentang rekam medis yang telah direvisi menjadi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor269/MENKES/PER/III/2008 ini perlu dipertegas kembali tentang pengelolaan rekam medis yang merupakan landasan hukum semua tenaga medis dan paramedis di rumah sakit yang terlibat di dalam penyeenggaraan rekam medis di sarana pelayanan kesehatan (DepKes, 1997: 5).

Definisi Rekam Medis

Definisi Rekam Medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan dalam berbagai pengertian, seperti dibawab ini:

1. Menurut Edna K Huffman:
Rekam Medis adalah berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan.

2. Menurut Permenkes No. 749a/Menkes!Per/XII/1989:
Rekam Medis adalah berkas yang beiisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

3. Menurut Gemala Hatta
Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleb para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

4. Waters dan Murphy :
Kompendium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang keadaan pasien selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan”. 

5. IDI :Sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan kepada seorang pasien.

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik
yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun
yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan
pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.

Rekam medis mempunyai 2 bagian yang perlu diperhatikan yaitu bagian pertama
adalah tentang INDIVIDU : suatu informasi tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien
yang bersangkutan dan sering disebut PATIENT RECORD, bagian kedua adalah tentang
MANAJEMEN: suatu informasi tentang pertanggung jawaban apakah dari segi manajemen
maupun keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan 2
Rekam medis juga merupakan kompilasi fakta tentang kondisi kesehatan dan penyakit
seorang pasien yang meliputi 2:
- data terdokumentasi tentang keadaan sakit sekarang dan waktu lampau
- pengobatan yang telah dan akan dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional secara
tertulis.

Secara umum, informasi yang tercantum dalam rekam medis seorang pasien harus
meliputi 2:

- Siapa (Who) pasien tersebut dan Siapa (Who) yang memberikan pelayanan
kesehatan/medis
- Apa (What), Kapan (When) , Kenapa (Why) dan Bagaimana (How) pelayanan
kesehatan/medis diberikan
- Hasil akhir atau dampak (Outcome) dari pelayanan kesehatan dan pengobatan

Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan
rekam medis yang baik dan benar, maka tertib administrasi tidak akan berhasil
Kegunaan Rekam Medis antara lain:
1. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga mdis dan perawat
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek Medis
Catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan
yang harus diberikan kepada pasien.
Contoh :
Identitas pasien name, age, sex, address, marriage status, etc.
Anamnesis “fever” how long, every time, continuously, periodic???
Physical diagnosis head, neck, chest, etc.
Laboratory examination, another supporting examination. Etc
3. Aspek Hukum
Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan , dalam
rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan
keadilan.
4. Aspek Keuangan
Isi Rekam Medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran
pelayanan. Tanpa adanya bukti catatan tindakan /pelayanan, maka pembayaran tidak
dapat dipertanggungjawabkan.
5. Aspek Penelitian
Berkas Rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut
data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian.
6. Aspek Pendidikan
Berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
data/informasi tentang kronologis dari pelayanan medik yang diberikan pada pasien
7. Aspek Dokumentasi

Isi Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan sarana kesehatan
Berdasarkan aspek-aspek tersebut, maka rekam medis mempunyai kegunaan yang sangat
luas yaitu :
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya yang ikut
ambil bagian dalam memberikan pelayanan kesehatan.
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan
kepada seorang pasien.
3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di Rumah sakit.
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap program
pelayanan serta kualitas pelayanan.
Contoh : Bagi seorang manajer :
- Berapa banyak pasien yang dating ke sarana kesehatan kita ? baru dan lama ?
- Distribusi penyakit pasien yang dating ke sarana kesehatan kita
- Cakupan program yang nantinya di bandingkan dengan target program
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, sarana kesehatan maupun tenaga
kesehatan yang terlibat.
6. Menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk keperluan pengembangan
program, pendidikan dan penelitian.
7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan kesehatan.
8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta bahan
pertanggung jawaban dan laporan.