cursor

Rabu, 13 November 2013

Patofisiologi penyakit telinga

(Macam Penyakit) 1. Otitis media 2. Penumpukan Serumen 3. Tuli 4. Furunkulosis/Otitis Eksterna 1. OTITIS MEDIA -Otitis media atau radang telinga adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga , tuba eustachius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dan rongga mulut), antrum mastoid dan sel-sel mastoid. -Hampir 70% anak-anak pernah mengalami radang telinga dan tidak sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang terlambat atau kronis -Terdiri dari: Otitis Media Akut dan Otitis Media Supurativa Kronis >Patofisiologi: -Otitis media diawali dengan infeksi pada saluran nafas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. -Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. -Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. -Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. -Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah berkumpul di belakang gendang telinga. -Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. -Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). -Namun cairan yang lebih banyak menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). -Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. -Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya >Otitis Media Akut: -OMA adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah dalam waktu < 3 minggu. -Sehingga terdapat cairan di dalam telinga tengah dengan tanda dan gejala infeksi . -Jika 3 minggu – 2 bulan: Otitis Media Subakut -Jika > 2 bulan: Otitis Media Supuratif Kronis >Etiologi: Disebabkan kuman patogen: bakteri piogenik (Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus, dll) maupun virus (virus influenza). >Patofisiologi: -Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanaan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga tengah. -Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba Eustachius sehingga pencegahan invasi kuman terganggu. -Pencetusnya dalah infeksi saluran nafas atas  rhinitis, faringitis >Gejala Klinis: -Stadium OMA berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah: 1. Stadium oklusi tuba Eustachius Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam telinga tengah. 2. Stadium supurasi Membran timpani menonjol keluar ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani. 3. Stadium perforasi -Terjadi ruptur membran timpani  nanah keluar mengalir dari telinga dalam ke luar. -Disebabkan pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi >Gejala Klinik: -Pada anak, keluhan utama  rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh yang tinggi. -Biasanya terdapat riwayat batuk-pilek sebelumnya. -Pada bayi dan anak kecil, gejala khas  suhu tubuh yang tinggi (39,5oC), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, diare, kejang dan kadang—kadang memegang telinga yang sakit. Setelah terjadi ruptur membran timpani suhu tubuh akan turun dan anak tertidur. >Komplikasi: Mastoiditis, meningitis dan abses otak  jarang terjadi >Penatalaksanaan: -Pemberian antibiotika -Bila terjadi pengeluaran nanah dari telinga  pembersihan nanah >Otitis Media Supuratif Kronis: -OMSK adalah infeksi kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul lebih dari 2 bulan. -Sekret bisa encer, kental, bening atau nanah. -Biasanya disertai gangguan pendengaran. >Etiologi : -Terapi yang terlambat -Terapi tidak adekuat -Virulensi kuman tinggi -Daya tahan tubuh rendah -Kebersihan yang buruk -OMSK dibagi 2 jenis: tipe Benigna atau tipe mukosa dan tipe Maligna atau tipe tulang. -Pada OMSK benigna: *Peradangan terbatas pada mukosa saja tidak mengenai tulang. *Perforasi terletak di sentral. *Jarang menimbulkan komplikasi berbahaya -OMSK tipe maligna: *Perforasi terletak marginal, subtotal *Sering menimbulkan komplikasi berbahaya atau fatal >Gejala Klinis: Pasien mengeluh: -Otore -Vertigo -Tinitus -Rasa penuh di telinga -Gangguan pendengaran >Komplikasi: Paralisis nervus fasialis, abses otak, meningitis dan hidrosefalus >Penatalaksanaan: Pengambilan serumen 3. TULI Ada 2 macam: A. Tuli konduktif -Tuli karena terganggunya transmisi suara ke telinga bagian tengah -Penyebab tersering karena otitis media serosa, suara terlalu keras -Ciri: informasi harus disampaikan dekat telinga dengan suara keras B. Tuli perseptif -Penyebab karena kehilangan pendengaran sensorineural melibatkan kerusakan struktur telinga bagian dalam atau saraf auditorius -Penyebab: defek kongenital pada struktur telinga bagian dalam, atau karena kelainan yang didapat seperti infeksi, obat-obatan -Ciri: Terjadi distorsi suara sehingga mempengaruhi pemahaman 4. PERIKONDRITIS Perikondritis atau kondritis adalah infeksi bakterial dari perikondrium atau tulang rawan (kondrium) >Etiologi: A. Perikondritis atau kondritis ini dapat disebabkan : – Inadekuat terapi selulitis daun telinga (pinna) dan otitis eksterna akut. – Accidental atau surgical (sesudah aspirasi atau insisi hematoma daun telinga) – Burns B. Karena Mikroorganisme penyebab pseudomonas aeruginosa >Patofisiologi: • Infeksi superfisial dari liang telinga luar atau dari daun telinga menyebar lebih kedalam ke perikondrium. • Pada stadium dini (early stages) pinna merah dan nyeri, berlanjut jadi terbentuk abses sub perikondrium. • Tulang rawan kekurangan blood supply, nekrose tulang rawan, deformity daun telinga cauliflower ear >Gejala dan tanda: A. Gejala • Daun telinga terasa sakit • Warna merah • Tegang B. Tanda • Pinna merah dan tender • Bengkak (generalized swelling of the pinna) • Timbul abses daun telinga >Penatalaksanaan: • Obat anti pseudomonas, amino glikosid (gentamisin) fluor kinolon (quinolon) seperti siprofloksasin. • Kultur + test sensitivitas • Abses insisi + pipa pengering (drain) 5. OTHEMATOMA / HEMATOMA DAUN TELINGA • Sering terjadi pada anak-anak • Penyebab paling sering Trauma • Lokasi : Permukaan luar daun telinga, karena letaknya terbuka >Patofisiologi Othematom : -Darah cepat terkumpul ( setelah trauma ) memisahkan perikondrium dgn kondrium. -Jika tidak segera ditangani, darah yg terkumpul akan menjadi jaringan ikat nekrosis kondrium karena ada gangguan nutrisi. -Massa yg berlekuk- lekuk ini (akibat trauma) “ Cauliflower ears” >Penatalaksanaan: • Pengeluaran segera darah yg terkumpul dengan teknik bedah aseptik  untuk menghindari timbulnya perikondritis • AB yg dpt mencakup P.aeruginosa & B.Pyocyneus ± 5 hari • Balut tekan yg ketat (gips) minimum 48 jam 6.OTITIS EKSTERNA -Otitis Eksterna atau furunkulosis adalah peradangan dari kulit liang telinga luar. -Furunkulosis dihubungkan dengan infeksi bakteri dari folikel rambut di liang telinga, (Stafilokokus aureus) -Rasa tidak enak bertambah dengan pergerakan rahang. -Beberapa furunkel mungkin bersatu membentuk Karbunkel (carbuncle) jika infeksi berlanjut tidak diterapi, akan timbul selulitis dan mungkin limfadenitis regional. >Penatalaksanaan: Tampon (pack/wick) kasa diolesi/direndam dalam krem steroid/antibiotik atau gliserin (tradisionil dengan ikhtamol/ichtamol) dimasukkan ke liang telinga akan mengurangi rasa sakit dan mengurangi bengkak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar